Jalur ini kemudian beroperasi mulai 10 Agustus 1867 dengan dua perhentian yaitu di Brumbung dan Alastua.
Saat itu juga ada pembagian kelas untuk tiket naik kerata api.
Ada tiga kelas tiket yang dijual NIS dalam sekali perjalanan dengan harga, tiga gulden untuk kelas satu, 1,5 gulden untuk kelas dua dan 0,42 gulden untuk kelas tiga.
Pembangunan rel tahap kedua dilanjutkan dengan rute Tanjung - Kedungjati, dan tahap ketiga Kedungjati-Solo.
Maka pada tahun 1870 terbentang jalur kereta api Semarang - Surakarta dengan persinggahan Alastua, Brumbung, Tanggung, Kedungjati, Padas, Telawam Serang, Gundih, Lawang, Salem, dan Kalioso.
Selain mengangkut penumpang, jalur ini juga digunakan untuk mengangkut hasil bumi terutama gula.
Baca Juga: Jelang Idul Adha 2022, Inilah 5 Manfaat Daging Kambing Qurban
Melansir dari Kementerian Perhubungan, Indonesia menjadi negara kedua di Asia yang memiliki jaringan kereta api tertua setelah India.
Kemudian, pemerintah Hindia-Belanda melalui Staatsspoorwegen (SS) juga membangun jalur kereta api lainnya.
Melansir laman kai.id, pembangunan jalur kereta api tersebut yaitu untuk rute Surabaya-Pasuruan-Malang, yang dilaksanakan pada 8 April 1875.
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api juga dilakukan di Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922).
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR