Pada 196 SM, Han Xin dituduh berpartisipasi dalam pemberontakan dan terpikat ke dalam jebakan dan dieksekusi atas perintah Permaisuri Lu Zhi.
Selain para jenderal Dinasti Han tersebut, sejumlah selir juga menjadi korban kekejaman Lu Zhi.
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Kutai, Termasuk Kalung Emas 170 gram dengan Liontin Berelief Kisah Ramayana
Mendapatkan semua kekuatan untuk dirinya sendiri setelah putranya dinobatkan, Lu menghukum sebagian besar selir yang disukai suaminya, terutama Nyonya Qi.
Setelah membunuh putra Qi, Lu memerintahkan untuk memotong anggota badan Qi, mencungkil matanya, meracuninya sebelum melemparkannya ke jamban dan mengundang kaisar baru untuk melihatnya.
Kaisar baru malah terkejut dengan kekejaman ibunya dan menolak untuk mengambil bagian dalam pemerintahannya di sana setelah itu. Dia meninggal tujuh tahun kemudian.
Setelah putranya meninggal, Lu menjadi algojo kekuasaan yang sebenarnya di belakang kaisar muda.
Dia mengatur sejumlah kerabat laki-lakinya ke posisi tinggi di istana.
Terlepas dari kontribusinya pada negara, kelompok keluarga Lu yang dia asuh di istana meninggalkan pengaruh buruk bahkan setelah kematiannya pada 180 SM.
Perkelahian terus-menerus antara Lus dan Lius kerajaan berlangsung selama bertahun-tahun sampai Lus gagal total.
Untuk menghindari terulangnya sejarah, Liu Heng, seorang pangeran tanpa keluarga ibu yang kuat, dipilih sebagai kaisar.
Itu adalah Kaisar Wen yang terkenal dari Dinasti Han yang pada masa pemerintahannya Tiongkok mencapai puncaknya.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR