Intisari-Online.com - Saat Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, sekutu utama Rusia, Presiden Belarus Alexander Lukashenko membela invasi tersebut.
Belarus berbagi perbatasan dengan Ukraina dan Rusia mengirim pasukan dari sana ketika meluncurkan invasi.
Presiden Vladimir Putin sendiri telah membantu Lukashenko mempertahankan kekuasaannya pada 2020 setelah hasil pilpres yang disengketakan memicu aksi protes massa.
Pada gilirannya, Lukashenko memberikan dukungannya terhadap invasi Rusia.
Para kritikus mengatakan bahwa dia tidak lebih dari pengikut dan kaki tangan Putin.
Dalam wawancaranya dengan AP, Lukashenko mengatakan bahwa Putin tidak punya pilihan selain bertindak karena Ukraina memprovokasi Rusia.
Meski demikian, dia juga menyampaikan bahwa invasi tersebut tidak berjaan sesuai rencana dan berlarut-larut.
Meski hubungan Putin dan Lukashenko dekat, tak lantas semua saran dari Lukashenko disetujui oleh Putin.
Melansir RT, Sabtu (25/6/2022), Putin tidak mendukung saran Lukashenko untuk menawarkan "tanggapan cermin" untuk pelatihan penerbangan pesawat NATO.
Pada hari Sabtu, selama pertemuannya dengan Putin di Saint Petersburg, Lukashenko berbagi keprihatinannya atas pesawat AS dan NATO “yang dilatih untuk membawa hulu ledak nuklir dan muatan nuklir.
Lukashenko meminta Putin untuk mempertimbangkan untuk memberikan tanggapanatas hal-hal ini, atau setidaknya untuk membantu Minsk mengupgrade pesawatnya.
Putin menanggapi proposal tersebut dengan mengatakan bahwa sementara "tidak perlu" untuk tanggapanbalik.
Rusia dan Belarus harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan mereka sendiri, "dan juga, mungkin, anggota lain dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif.”
Dalam konteks ini, Putin menyarankan modernisasi “kelompok yang cukup besar” dari pesawat SU-35 Belarusia di Rusia dan untuk memulai pelatihan personel penerbangan.
Dia juga berjanji bahwa “dalam beberapa bulan ke depan” Rusia akan mengirim sistem rudal taktis Iskander-M ke sekutunya yang dapat menggunakan rudal balistik dan jelajah “dalam versi biasa dan nuklir.”
Kedua proposal tersebut disambut baik oleh Lukashenko.
Selama pertemuan itu, Putin juga memperbarui rekannya tentang kemampuan NATO.
Dia mengklaim bahwa "Amerika memiliki 200 amunisi taktis nuklir di enam negara anggota Eropa di blok Atlantik Utara," dengan 257 pesawat, "tidak hanya milik Amerika," disiapkan untuk kemungkinan penggunaan mereka.