Pantas Saja Padahal Sedang Berkonflik, Ukraina Semudah Itu Menjadi Anggota Uni Eropa, Rusia Langsung Bocorkan Maksud Terselubung Uni Eropa Rekrut Ukraina

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi perundingan Rusia-Ukraina
Ilustrasi perundingan Rusia-Ukraina

Intisari-online.com - Bagi Ukraina menjadi anggota Uni Eropa merupakan angin segar di tengah konflik dengan Rusia.

Meski demikian, bagi Rusia ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal.

Karena Uni Eropa (UE) memberikan aksesi ke Ukraina dengan mudah padahal syarat masuknya tidak semudah itu.

Sementara, Rusia terus menduga ada maksud terselubung Uni Eropa memberikan aksesi mudah ke Ukraina.

Moskow percaya bahwa pemberian keanggotaan Uni Eropa ke Ukraina dan Moldova sejalan dengan tujuan blok itu untuk "menahan" Rusia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada (24/6).

Bahwa keputusan Dewan Eropa (EC) untuk memberikan keanggotaan UE ke Ukraina dan Moldova lebih lanjut menunjukkan tujuan UE untuk "menahan" Rusia.

Menurut Zakharova, UE melanjutkan strategi "pembangunan geopolitik aktif di komunitas negara-negara merdeka (CIS).

Baca Juga: Jadi Kabar Besar Keberangkatan Jokowi ke Rusia dan Ukraina, Siapa Sangka Sebelum Temui Vladimir Putin Presiden Jokowi Sambangi Negara Eropa Ini Dulu

"Segala cara, mulai dari pengaruh finansial dan ekonomi hingga dukungan militer, digunakan untuk tujuan itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia.

Zakharova mengatakan bahwa strategi UE membuat blok itu "menutup mata" terhadap kriteria aksesi ketat yang diterapkan pada kandidat UE lainnya.

"Masa depan Eropa bersatu, cita-cita demokrasi Uni Eropa sedang dikorbankan demi ekspansi tak terkendali blok itu," kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia.

Zakharova juga mengatakan bahwa, dengan dukungan militer ke Ukraina, Uni Eropa "berinvestasi" dalam "tindakan permusuhan yang berkelanjutan" di Ukraina.

Zakharova mengatakan bahwa Kiev akan terus meminta lebih banyak senjata setelah diberikan status kandidat Uni Eropa.

Pada tanggal (23/6), Komisi Eropa setuju untuk memberikan status kandidat Ukraina dan Moldova setelah KTT Uni Eropa.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa Ukraina dan Moldova "memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya untuk bergabung dengan UE".

Sebelumnya, Ursula von der Leyen mengatakan Kiev telah melakukan banyak hal untuk memperkuat supremasi hukum tetapi masih membutuhkan reformasi drastis.

"Ukraina membutuhkan reformasi drastis untuk memerangi korupsi atau memodernisasi birokrasinya untuk membantu menarik investasi," kata Ursula von der Leyen.

Menurut RT, bergabung dengan UE telah menjadi tujuan penting bagi politisi Ukraina pro-Barat selama beberapa dekade.

Motivasi Ukraina untuk bergabung dengan blok itu meningkat setelah konflik dengan Rusia.

Artikel Terkait