Keduanya mengalahkan Ilyas Khoja pada 1364 dan memantapkan penaklukan atas Transoxiana sekitar dua tahun kemudian.
Hubungan keduanya menjadi renggang setelah Husayn tak melaksanakan perintah Timur untuk menghancurkan Ilyas Khoja di Tishnet.
Pada 1370, Timur berbalik memerangi Husayn dengan mengepungnya di Balkh berbekal orang-orang Husayn yang memilih mendukungnya.
Setelah Husayn dibunuh, Timur menikahi istri Husayn Saray Mulk Khanum, keturunan penakluk legendaris Gengis Khan, dan menjadikannya pemimpin Suku Chagatai.
Timur tak bisa menggamit gelar Khan atau penguasa Mongol karena bukan keturunan langsung Gengis Khan.
Jadi, dia menggunakan titel Amir yang berarti Jenderal serta Guregen (Menantu Kerajaan) karena menikah dengan Saray Mulk.
Dia juga tidak bisa mendapatkan gelar Khalifah karena predikat itu terbatas bagi kelompok Quraysh, suku dari Nabi Muhammad.
Jadi, dia menciptakan mitos serta rumor bahwa dirinya mempunyai "kekuatan supernatural" yang dianugerahkan langsung dari Tuhan.
Pada 1382, dia menghancurkan pasukan Muscovite dan membakar Moskwa.
Salah satu kisah lain yang terkenal adalah ketika Timur melakukan penyerbuan ke Moskwa setelah mengalahkan Ryazan dan membekap Elets.
Pada Desember 1404, Timur hendak menginvasi Dinasti Ming di China dan mempersiapkan serangan dengan target eksekusi di musim semi.
Namun dia terserang penyakit ketika berusaha mencapai China akibat musim dingin saat berada di kawasan Syr Daria.
Dia meninggal dunia dalam usia 68 tahun pada 19 Februari 1405 di Farab sebelum sempat mencapai perbatasan China.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR