Intisari-Online.com - Perang Rusia-Ukraina yang berlangsung hampir 4 bulan telah mengekspos sejumlah senjata militer Rusia.
Salah satunya adalah pembon strategis Tu-22M3, yang daya jelajahnya mencapai 7.000 KM, dan sanggup membawa bom konvensional seberat 24 ton.
Pembom strategis Rusia ini dikerahkan oleh Rusia untuk pertama kalinya dalam pemboman karpet di atas kota Mariupol, Ukraina timur, pada April 2022.
Sejak itu, pembom Tu-22M3 pun telah berpartisipasi dalam misi serangan jarak jauh di Ukraina seperti meluncurkan rudal jelajah.
Kemudian baru-baru ini, militer Rusia dikatakan menggunakan pesawat pengebom Tu-22M3, yang membawa rudal berat Kh-22, untuk menyerang sasaran militer Ukraina di kota Lozova, menurut The Sun.
Kota Lozova berada di provinsi Kharkiv, sekitar 72 km barat daya kota Izium yang dikuasai Rusia.
Rudal Kh-22 seberat 5,5 ton adalah jenis yang dapat membawa hulu ledak nuklir atau hulu ledak konvensional 1 ton, yang dirancang untuk menyerang kapal induk.
Seperti apa kekuatan pesawat pembon strategis Tu-22M3 milik Rusia ini?
Melansir 24h.com.vn, model pembom ini memiliki jangkauan hampir 7.000 km, membuat seluruh Eropa dan pantai timur Amerika Serikat terlihat.
Setelah mengalami banyak peningkatan, Tu-22M3 juga dilengkapi dengan rudal supersonik Kh-47M2 (Kinzhal), yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Tu-22M3 pertama kali muncul pada 1980-an, menggantikan versi Tu-22, menampilkan mesin NK-25 yang kuat dan perubahan penting pada waktu itu dalam teknologi penerbangan seperti hidung, sayap, dan saluran masuk udara.
Model pembom ini juga dilengkapi dengan sistem radar arah baru, yang membantu mendukung operasi serangan di ketinggian rendah.
Tu-22M3 dirancang untuk berpartisipasi dalam serangan nuklir antarbenua, serangan laut dan misi serangan konvensional darat.
Pembom Tu-22M3 dapat meluncurkan rudal jarak jauh Kh-101 dengan jangkauan 2.500 - 2.800 km.
Artinya, pesawat Rusia tidak perlu menembus wilayah udara Ukraina untuk menyerang sasaran militer di wilayah Donbass.
Pakar militer Mark Episkopos pernah mengatakan di majalah National Interest, bahwa Tu-22M3 merupakan salah satu simbol kekuatan udara Rusia yang paling dikenal.
Baca Juga: Sidang Kedua BPUPKI Membahas Tentang Beberapa Hal Berikut Ini
"Sebagai salah satu simbol kekuatan udara Rusia yang paling dikenal, Tu-22M3 telah memantapkan dirinya selama lebih dari tiga dekade, sebagai salah satu simbol kekuatan udara Rusia yang paling dikenal.
"Pengebom strategis yang efisien dan andal," ungkapnya.
Saat ini, Rusia memiliki sekitar 66 Tu-22M3. Sementara itu, Angkatan Udara Ukraina sebenarnya mewarisi 60 Tu-22M dari era Soviet, tetapi dipaksa untuk menghancurkannya di bawah program pengurangan ancaman kooperatif (CTR) yang diprakarsai oleh AS.
Negara-negara bekas Uni Soviet pun harus menghilangkan senjata strategis dan senjata pemusnah massal. Tu-22M Ukraina terakhir dibatalkan pada tahun 2006.
Terkait perang Rusia-Ukraina yang memasuki hari ke-111 pada Selasa (14/6/2022) kemarin, masih ada beberapa hal baru yang "mewarnai" perselisihan kedua negara ini.
Salah satunya, Kementerian Pertahanan Rusia dilaporkan mendesak pasukan Ukraina di Kota Severodonetsk untuk menyerah.
Selain itu, sebanyak 64 jasad tentara Ukraina yang tewas membela Kota Mariupol dilaporkan telah dikembalikan Rusia dalam pertukaran dengan jasad tentara Moskwa.
Sebanyak 64 pejuang tersebut tewas di pabrik baja Azovstal, tempat pasukan Ukraina bertahan di bawah pengepungan selama berminggu-minggu sebelum akhirnya menyerah kepada pasukan Rusia bulan lalu.
(*)