Intisari-Online.com - Ancaman Rusia untuk menghancurkan senjata yang dikirimkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya ke Ukraina bukan sekadar gertakan belaka.
Baru-baru ini, Rusia menggunakan rudalnya untuk menghancurkan pasokan senjata tersebut.
Melansir The EurAsian Times, Selasa (14/6/2022), Kementerian Pertahanan Rusia (MoD) telah merilis video Frigate Laut Hitam meluncurkan empat rudal Kalibr.
Rudal-rudal itu diluncurkan untuk menghancurkan gudang senjata AS dan Eropa di wilayah Ternopil Ukraina.
Mayor Jenderal Igor Konashenkov, kepala juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, mengatakan, “Rudal Kalibr yang diluncurkan dari laut dengan presisi tinggi menghancurkan sebuah gudang besar di dekat pemukiman Chortkiv, wilayah Ternopil, dengan sistem rudal anti-tank, sistem rudal anti-pesawat portabel, dan peluru artileri untuk sistem senjata, dipasok ke rezim Kyiv dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.”
Dalam video yang dirilis Rusia, empat rudal jelajah Kalibr diluncurkan satu demi satu.
Setelah itu, rekaman lain muncul yang diduga menggambarkan momen ketika rudal-rudal itu mendarat di sasaran yang dituju, yakni depot senjata di dekat kota Chortkiv.
Gubernur wilayah Ternopil membenarkan serangan itu.
Ia mengatakan serangan roket ke kota Chortkiv yang ditembakkan dari Laut Hitam telah menghancurkan sebagian fasilitas militer serta melukai 22 orang.
Namun, seorang pejabat lokal yang tidak disebutkan namanya dilaporkan mengatakan fasilitas itu tidak memiliki senjata.
Sumber media Rusia telah melaporkan bahwa hingga 200 personel militer Ukraina dan sekitar 80 tentara bayaran asing berada di fasilitas yang hancur.
Diduga bahwa gudang yang dihancurkan itu berisi hingga 1.200 MANPADS Amerika dan lainnya, sekitar 1.500 sistem rudal anti-tank, setidaknya 30 buah artileri, beberapa puluh ribu amunisi, dan senjata lainnya.
Serangan itu merupakan serangan langka di bagian barat Ukraina.
Serangan itu dilakukan tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan AS agar tidak mengirim rudal jarak jauh ke Ukraina untuk digunakan dalam sistem roket bergerak presisi tinggi.
Tidak seperti Ukraina timur dan selatan, yang telah menanggung beban berat penembakan Rusia, bagian barat negara itu hanya memiliki serangan sporadis.
Serangan Rusia di barat terutama ditujukan untuk mengganggu pasokan senjata dan peralatan militer ke Ukraina.
Misalnya, bulan lalu, militer Rusia melakukan serangan rudal serupa yang menargetkan fasilitas tenaga listrik di lima stasiun kereta api di seluruh Ukraina yang memainkan peran penting dalam memasok dan mendistribusikan senjata ke angkatan bersenjata Ukraina dari negara-negara Barat.
Sejak dimulainya invasi militer Rusia di Ukraina pada 24 Februari, AS, Inggris, dan Uni Eropa telah mengirim senjata, amunisi, dan sistem senjata senilai miliaran dolar keUkraina untukmembantu angkatan bersenjata Ukraina menggagalkan kampanye militer awal Rusia ke Ukraina untuk merebut Kyiv.
Saat ini, senjata memainkan peran sentral dalam pertempuran sengit untuk menguasai wilayah industri timur Donbas.
Sementara itu, Rusia terus-menerus menyesalkan Barat karena menyediakan senjata bagi negara yang dilanda perang, menyalahkan negara NATO karena memperburuk krisis.
Baca Juga: Gudang Senjatanya Kosong Gara-gara Bantu Ukraina, Polandia Minta Ganti Ini ke Negara Sekutunya