Intisari-Online.com - Setelah dua minggu pencarian, Jasad Emmeril Kahn Mumtadz atau yang akrab disapa Eril akhirnya ditemukan.
Jasad putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut ditemukan di Bendungan Engehalde di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss pada Rabu, (8/6/2022) lalu.
Dalam penemuannya, ada yang membuat seantero Indonesia takjub, yaitu fakta bahwa jasad Eril ditemukan dalam keadaan utuh.
Kabar mengenai jasad Eril yang tetap utuh meski 14 hari hilang, disampaikan ayahanda Eril, Ridwan Kamil, dalam cuitannya di Twitter.
"Sungai Aare yang sedingin kulkas dan minim fauna, membuat jasadnya terjaga setengah membeku, sehingga tetap utuh lengkap walau berada di dasar sungai selama 14 hari," katanya pada Jumat, 10 Juni 2022.
Banyak yang tidak menyangka sekaligus ikut bersyukur jika tubuh Eril tetap utuh meskipun sudah dua pekan berada di sungai.
Hal itu sempat menjadi perbincangan di media sosial. Lantas, bagaimana bisa jasad yang sudah dua pekan berada di sungai tetap utuh?
Rupadanya bukan hanya karena faktor suhu dingin saja, berikut ini penjelasan yang diberikan ahli forensik.
Pada korban kecelakaan di perairan, termasuk tenggelam, memang bukan tidak mungkin jasadnya ditemukan masih dalam keadaan utuh.
Kepala Departemen Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Ade Firmansyah menjelaskan secara ringkas proses pembusukan pada jasad yang tenggelam.
Dia menjelaskan bahwa semua jenazah akan membusuk akibat bakteri dan penguraian sel-sel mati di dalam tubuh.
Kedua faktor tersebut bisa dipercepat prosesnya atau diperlambat, yang dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah tempat penyimpanan jenazah.
Jenazah di ruang terbuka akan membusuk dalam satu hari, ditandai perut kiri bawah yang berubah warna menjadi hijau.
Sementara jenazah yang berada di dalam tanah atau terkubur, proses pembusukannya delapan kali lebih lambat dari di ruang terbuka. Artinya, secara umum jenazah bisa bertahan lebih dari satu minggu.
Berbeda lagi pada jasad yang berada di dalam air, disebut bahwa pembusukannya akan dua kali lebih lambat daripada di ruang terbuka, atau bisa bertahan selama 2x24 jam.
"Suhunya juga mungkin lebih rendah dan di bawah suhu optimal. Juga faktor-faktor lain, faktor mineral yang terkandung di dalam air, itu bisa membantunya timbul saponifikasi (proses jenazah tidak busuk),".
Selain berada di dalam air, pada kasus Eril, jasad putra sulung Ridwan Kamil tersebut juga berada di dalam air bersuhu dingin.
Seperti yang disampaikan Ridwan Kamil, bahwa air di dasar Sungai Aare sedingin kulkas yang jika diperkirakan suhunya mencapai sekitar empat derajat celcius.
Ade menjelaskan, di suhu dingin tersebut, jasad manusia bisa bertahan selama satu bulan tanpa proses pembusukan.
Namun, suhu dingin bukan satu-satunya faktor. Menurut Ade, bersihnya Sungai Aare dari sampah kayu juga dikatakan berkontribusi dalam mencegah jasad Eril dari luka yang dapat mempercepat pembusukan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor air, suhu, dan kebersihan dari sungai Aare, telah menjaga jasad Eril tetap utuh sampai ditemukan oleh Geraldine Beldi, seorang guru SD di Swiss.
Jenazah Eril tiba di tanah air dari Swiss pada Minggu (12/6/2022). Usai mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, jenazah Eril kemudian dibawa ke Bandung untuk disemayamkan di Gedung Pakuan.
Pada hari ini, Senin (13/6/2022), jenazah Eril pun dimakamkan di pemakaman keluarga, wilayah Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Prosesi pemakaman berlangsung dengan khusyuk dan terbatas, hanya dihadiri keluarga dan kerabat terdekatnya.
Baca Juga: Viral Tarif Pelat Nomor dengan Angka '168' Disebut Lebih Mahal, Polisi Beri Penjelasan
(*)