Intisari-Online.com - Kaisar Chenghua, lahir sebagai Zhu Jianshen, adalah Kaisar Dinasti Ming Tiongkok, antara tahun 1464 dan 1487.
Nama zamannya "Chenghua" berarti "perubahan yang dicapai".
Gelar putra mahkota pernah dicabut dari Zhu Jianshen ketika ayahnya, Kaisar Zhengtong, ditangkap oleh bangsa Mongol Oirat dan ditawan pada tahun 1449.
Sementara pamannya, Kaisar Jingtai, yang menggantikan menjadi kaisar, malah mengangkat putranya sendiri sebagai pewaris.
Pada akhirnya takhta kembali kepada Zhu Jianshen, dan ia menjadi Kaisar Chenghua pada usia 16 tahun.
Selama bagian awal pemerintahannya, ia menjalankan kebijakan pemerintah baru untuk mengurangi pajak dan memperkuat dinasti Ming.
Namun itu tidak berlangsung lama dan pada tahun-tahun terakhir pemerintahannya, urusan pemerintahan sekali lagi jatuh ke tangan kasim, terutama Wang Zhi.
Pemberontakan petani terjadi di seluruh negeri; namun, mereka ditindas dengan kejam.
Bahkan, pemerintahan Kaisar Chenghua juga lebih otokratis daripada para pendahulunya.
Pada masa pemerintahannya, kebebasan sangat dibatasi, dibentuk lembaga khusus untuk memantau tindakan dan kata-kata semua warga sipil.
Selain itu, Kaisar Chenghua juga berada di bawah pengaruh Lady Wan yang merupakan selir kekaisaran kesayangannya, wanita yang tujuh belas tahun lebih tua darinya.
Kisah Kaisar Chenghua dengan Lady Wan menjadi salah satu yang paling terkenal dari kaisar China yang satu ini.
Bagaimana Lady Wan, yang merupakan pengasuh Kasiar Chenghua sejak usia 2 tahun menjadi selirnya, bahkan sempat dinominasikan menjadi ratu oleh sang kaisar?
Kisah Kaisar Chenghua dan Lady Wan berkaitan dengan masa kecil sang kaisar yang kelam.
Lady Wan atau Selir Kaisar Wan, dikenal juga sebagai Wan Gufei, lahir sebagai Wan Zhen'er.
Ia menjadi sosok ibu bagi kaisar muda sejak dikirim oleh nenek Sang Kaisar, Janda Permaisuri Sun, untuk menjadi pengasuhnya.
Saat itu, dia berusia 19 tahun, sementara Kaisar Chenghua masih yang masih menjadi putra mahkota berusia 2 tahun.
Setelah menjadi pengasuh putra mahkota, masa-masa sulit dilaluinya bersama calon kaisar tersebut.
Chenghua kecil sempat dipenjara dan diisolasi oleh pamannya sendiri, Kaisar Zhu Qiyu (1428 — 1457), dihormati sebagai Kaisar Jingtai atau Kaisar Jingdi dari Ming.
Selain dihapuskan gelarnya pada usia 5 tahun dan menjadi pangeran biasa, Chenghua dipenjara dan diisolasi di sebuah istana yang sangat kecil dan diawasi secara ketat oleh mata-mata kaisar pamannya.
Saat itu, Wan Zhener ada di samping Chenghua kecil. Sementara ayahnya dipenjara di sebuah istana yang jauh.
Chenghua kecil telah mengalami beberapa momen hidup dan mati, bahkan tidak bisa bertemu dengan orangtua maupun neneknya.
Saat itu, dia hanya memiliki pelayan Wan, yang merawat dan melindungi pangeran kecil dengan sangat baik.
Begitulah hubungan yang dimiliki Kaisar Chenghua dan pengasuhnya, Wan Zhener.
Hingga pada Chenghua berusia 10 tahun, ayahnya naik takhta kembali melalui kudeta dan menominasikannya sebagai putra mahkota lagi.
Tidak ada yang tahu persis kapan Chenghua jatuh cinta pada Wan.
Hanya saja, kecintaannya kepada pengasuhnya itu, kemudian ditunjukkan ketika Chenghua langsung menominasikan Wan Zhener sebagai ratu begitu ia diangkat sebagai kaisar.
Kaisar Chenghua mendapat tentangan keras untuk menjadikan Wan Zhener sebagau ratu, sehingga akhirnya ia menyerah dan menikahi beberapa wanita lainnya.
Sementara itu, Wan Zhener dijadikan sebagai selir. Hubungan mereka melahirkan seorang putra, tetapi bayi itu meninggal tak lama kemudian.
Lady Wan menjadi selir favorit, sementara beberapa gosip mengatakan bahwa ia membunuh bayi-bayi kaisar yang lahir dari ratu dan selir lainnya karena cemburu.
Sampai kaisar berusia 29 tahun, tidak ada permaisuri maupun selir yang melahirkan bayinya.
Namun, seorang putra 'rahasia' dari luar istana muncul.
Secara kebetulan, setelah bocah itu muncul, kaisar memiliki 17 anak dalam 11 tahun terakhirnya.
Dikisahkan, setelah kehadiran putra mahkota, Wan masih berusaha menggantikannya tetapi gagal. Kemudian dia 'menyerah' dan berhenti mempengaruhi politik.
Selir Wan sendiri menghabiskan sisa hidupnya dengan damai di istana kerajaan sampai dia meninggal ketika dia berusia 57 tahun.
Tidak ada bukti nyata yang menunjukkan bahwa Wan melakukan pembunuhan terhadap bayi-bayi kaisar.
Tetapi dalam beberapa novel sejarah, dia digambarkan sebagai permaisuri yang cemburu, jahat, mewah, dan kuat.
Konon, Kaisar Chenghua menjadi sangat sedih dan sakit mendengar kematian selir kesayangannya, bahkan memberi tahu orang lain bahwa dia akan segera meninggalkan dunia.
Beberapa bulan kemudian, dia benar-benar meninggal dunia. Ia meninggal bulan September 1487, tahun yang sama dengan kematian selir favoritnya.
Kemudian, pangeran yang dibesarkan secara rahasia, menggantikan Kaisar Chenghua naik tahta sebagai Kaisar Hongzhi.
Pengganti Kaisar Chenghua itu berhasil mengembalikan kejayaan dinastinya selama masa pemerintahannya.
(*)