Membangun markas di Batavia juga dinilai dapat mendukung ambisi gubernur jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen atau J.P Coen, untuk membangun jaringan perdagangan inter-Asia.
J.P Coen sendiri merupakan gubernur jenderal keempat dari Hindia Belanda yang merealisasikan ide pemindahan markas VOC ke Batavia.
Sementara itu sosok yang awalnya menggagas pemindahan tersebut adalah gubernur jenderal pertama VOC, Pieter Both (memerintah tahun 1610-1614).
Ambon, kota yang menjadi markas VOC sebelumnya, dinilai kurang mendukung ambisinya tersebut.
Meskipun Maluku memang merupakan penghasil utama rempah-rempah, namun lokasinya dianggap kurang strategis dan jauh dari rute perdagangan Asia, sehingga susah untuk dijangkau oleh kapal-kapal dari wilayah atau negara lain.
Kelebihan lainnya yang dimiliki Batavia adalah karena kota ini berdekatan dengan Selat Malaka dan Selat Sunda.
Hal itu dapat membuat VOC lebih mudah untuk berelasi dengan pelabuhan-pelabuhan besar, seperti Banten, Cirebon, Aceh, dan kawasan Malaya.
Batavia yang sudah eksis menjadi salah satu pusat perdagangan paling sibuk di Jawa Barat sejak lama, tepatnya sekitar tahun 1570-an, juga menjadi alasan dipilihnya tempat ini sebagai markas VOC.
Para pedagang dari China, India, Jepang, dan Melayu juga kerap singgah di Batavia.
Itulah alasan Mengapa VOC Membangun Bandar di Batavia Tahun 1619.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR