"Anda bisa memasuki kota dengan izin residen di Mariupol. Namun ini adalah tiket satu arah, karena kemudian Anda tidak bisa pergi," ujarnya.
"Dari semua skenario yang mungkin untuk melawan epidemi, dalam opini kami, Rusia telah memilih cara paling sinis seperti biasa -- hanya untuk mengurung warga di kota dan meninggalkan semua seperti biasa: siapapun yang selamat, akan selamat."
Wakil walikota Mariupol, Serhiy Orlov, yang tidak berada di Mariupol, mengatakan Selasa lalu bahwa ia yakin 150.000 warga masih berada di dalam kota dari total populasi lebih dari 400.000, dengan lebih jauh 30.000 sampai 40.000 ada di kota pinggiran di sekitarnya.
Rusia klaim keberhasilan militernya
Sementara itu di kota Donbass, Rusia mengklaim keberhasilan mereka.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu melaporkan pada Selasa lalu bahwa Rusia dan sekutunya telah membuat kemajuan yang signifikan dalam menangkap Donbass.
Melansir RT, sebanyak 15 komunitas baru-baru ini dikuasai, termasuk Svyatogorsk, kota di mana pasukan Ukraina dituduh membakar sebuah bangunan gereja kayu saat pasukan Ukraina mundur minggu lalu.
Svyatogorsk terletak di lembah kiri sungai Severny Donets dan diklaim oleh Republik Rakyat Donetsk (DPR) sebagai bagian dari wilayah mereka.
Minggu lalu, gereja Skete of All Saints, sebuah gereja kayu bersejarah yang terletak di kota itu, dibakar dan diratakan dengan tanah.
Rusia menuduh pasukan Ukraina sengaja membakar untuk menutupi mundurnya pasukan mereka.
Pejabat Ukraina menyalahkan pasukan Rusia atas insiden itu.
Senin kemarin, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim jika pasukan Ukraina telah meledakkan jembatan di tempat yang sama, memotong jalan terpendek yang menghubungkan bagian utara dari kependudukan itu ke seluruh wilayah DPR lainnya.
KOMENTAR