Intisari-Online.com -Korea Utara menerapkan lockdownsetelah melaporkan kasus Covid-19 pertama pada awal Mei.
Pemimpin Korea UtaraKim Jong Unmengecam beberapa pejabat tinggi Partai Buruh karena “respons yang tidak matang” terhadap pandemi dan pengiriman obat-obatan yang lambat.
Hari-hari setelah mengonfirmasi kasus Covid-19 pertamanya, Pyongyang melaporkan ratusan ribu kasus demam.
Laporan itu meningkatkan kekhawatiran di antara para pakar kesehatan masyarakat tentang ketidaksiapan negara itu untuk mengatasi Covid-19.
Kantor berita resmi Korea Utara,KCNA, melaporkan 96.610 kasus "demam" baru dan tidak ada kematian baru.
Itu merupakan penghitungan harian resmi tiga hari berturut-turut di mana jumlah kasusnya di bawah 100.000, sebagaimana dilansirDW.
Pyongyang juga tidak pernah secara langsung mengonfirmasi jumlah orang yang dites positif Covid-19.
Hal itu mengkhawatirkan para ahli tentang skala masalah yang sebenarnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun pada Rabu (1/6/2022) meragukan klaimKorea Utaramengenai kemajuan negara tersebut dalam penanganan wabahCovid-19.
Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO Michael Ryan mengatakan, situasi di Korea Utara justru semakin buruk, bukan semakin baik.
Ryan menuturkan, WHO bekerja sama dengan Korea Selatan dan China untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang keadaan di Korea Utara.
WHO juga terus menawarkan dukungan melalui vaksin.
Sejauh ini, masih belum diketahui apakah Korea Utara telah memvaksinasi 25 juta penduduknya.
Ryan mengatakan, “Kami telah menawarkan bantuan pada beberapa kesempatan. Kami telah menawarkan vaksin pada tiga kesempatan terpisah. Kami terus menawarkan.”