Selama masa pemerintahan Kaisar Tianqi, semua dekrit kekaisaran disampaikan oleh Wei dan dikeluarkan atas nama kaisar dan namanya.
Wei Zhongxian mengambil keuntungan dari situasi tersebut dan mulai menunjuk orang-orang yang dia percayai untuk menduduki posisi penting di istana kekaisaran.
Begitu besar kekuatannya sehingga kuil-kuil bahkan dibangun atas namanya. Praktik semacam itu secara terbuka melanggar nilai-nilai tradisional Konfusianisme dan dianggap tidak dapat dimaafkan.
Sementara Nyonya Ke adalah pengasuh Kaisar Tianqi yang berusaha mempertahankan kekuasaannya di sekitar sang kaisar.
Bahkan, untuk mencapai hal itu, ia menyingkirkan semua wanita lain dari harem kaisar dengan mengunci selir kaisar dan membuat mereka kelaparan sampai mati.
Satu kelompok moralis Konfusianisme, Gerakan Donglin, sempat muncul menyatakan kesedihannya atas kondisi pemerintah.
Baca Juga: Sebut Cacar Monyet Tidak Mungkin Menjadi Pandemi, Menkes Singapura Imbau Cara Mencegah Monkeypox
Tetapi kemudian sebagai tanggapan, pengadilan kekaisaran, di bawah kendali Wei Zhongxian, diam-diam memerintahkan eksekusi sejumlah pejabat yang terkait dengan Gerakan Donglin.
Ketika kondisi kehidupan memburuk selama pemerintahan Kaisar Tianqi, Dinasti Ming juga harus menghadapi beberapa pemberontakan rakyat.
Pemberontakan itu pecah di masa pemerintahan Kaisar Chongzhen, saudara dan penerus Kaisar Tianqi.
Kaisar Tianqi meninggal pada tahun 1627 tanpa meninggalkan pewaris, sementara Zhu Youjian (yang menjadi Kaisar Chongzhen), merupakan satu-satunya saudara laki-lakinya yang masih hidup.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR