"Inggris sangat kecil sehingga satu rudal Sarmat akan cukup untuk menenggelamkannya sekali dan untuk semua," katanya, tanpa memberikan bukti.
Tetapi juga sebagian besar wilayah Donbas timur dan Krimea di selatan, yang dikuasai Moskow sejak 2014.
Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu mengatakan dia mengarahkan upaya perang ke arah mengamankan kendali Rusia di timur.
Kiselyov tidak senang dengan dukungan Inggris.
"Inggris menggertak," katanya di acaranya, dan mencari cara mengalahkan Rusia daripada mempertimbangkan biaya mahal jika perang belanjut di Ukraina.
"Sederhananya, kami siap sekarang," dia memperingatkan.
Kiselyov menunjuk ke grafik animasi Sarmat, rudal nuklir terbaru Rusia, menghantam Kepulauan Inggris dan bisa menghapus Inggris dari peta.
"Inggris sangat kecil sehingga satu rudal Sarmat akan cukup untuk menenggelamkannya sekali dan untuk semua," katanya, tanpa memberikan bukti.
Uji coba Rusia meluncurkan RS-28 Sarmat yang oleh NATO dijuluki "Setan 2" di sebuah acara yang diawasi oleh Putin pada bulan April.
Presiden Rusia mengatakan Sarmat dimaksudkan untuk memberikan ancaman bagi siapa saja yang berniat bermusuhan dengan Rusia.
Putin pertama kali memperkenalkan rudal itu dalam pidato kenegaraan 2018, menyebutnya sebagai persenjataan generasi berikutnya yang dapat menembus sistem pertahanan rudal apa pun.
Rudal balistik antarbenua memiliki kapasitas untuk membawa hulu ledak nuklir besar, tetapi pejabat pertahanan dan cendekiawan mengatakan kepada The Washington Post pada bulan April bahwa itu tidak menimbulkan ancaman signifikan bagi Amerika Serikat.
Mengganti grafik pada siaran, Kiselyov mensimulasikan dugaan ancaman senjata nuklir lain yang katanya sedang dikembangkan Rusia.
Sebuah kapal selam berawak Poseidon berkemampuan nuklir bawah air, yang ia klaim memiliki kapasitas hulu ledak hingga 100 megaton.
"Ledakan torpedo termonuklir di lepas pantai Inggris ini akan menimbulkan gelombang raksasa setinggi 500 meter," kata Kiselyov.
"Badai air seperti itu juga membawa radiasi dosis ekstrim. Melewati Kepulauan Inggris, itu akan mengubah apa yang mungkin tersisa dari mereka menjadi gurun radioaktif," katanya.
Source | : | Washington Post |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR