Karena jarang menghabiskan waktu keluarga bersama orangtuanya, maka Kaisar Kangxi mencoba yang terbaik untuk mencintai dan merawat anak-anaknya.
Ratu pertamanya, juga cinta dalam hidupnya, meninggal setelah melahirkan bayi laki-laki pertama mereka, yang kemudian diangkat menjadi putra mahkota dan dididik dengan hati-hati.
Kaisar Kangxi memberi putranya banyak kesempatan untuk terlibat dalam politik, dia bermaksud membesarkan anak-anaknya sebagai politisi yang kuat dan cerdas yang akan membangun dan mengembangkan kerajaan mereka.
Sayangnya, mereka merasa mendapatkan lebih banyak kekuatan dan keinginan yang besar.
Banyak pangeran yang memenuhi syarat menjadi ambisius dan banyak akal, sehingga persaingan ketat untuk takhta pun bermunculan.
Hingga Kaisar Kangxi menghapus gelar putra mahkota kesayangannya, lalu memberinya gelar lagi, mencabutnya lagi, dan akhirnya memenjarakan putranya sendiri sampai mati.
Ketidaktegasan Kaisar Kangxi dalam memilih ahli warisnya, membuat semua pangeran dewasa memiliki harapan besar untuk bersaing memperebutkan takhta.
Akibatnya, sembilan putra dewasanya dan sejumlah besar pejabat terjerat dalam perebutan takhta, mengakibatkan kekaisaran mundur di tahun-tahun akhir Kangxi.
Setelah Kaisar Kangxi meninggal di istananya, putra keempatnya Yin Zhen mengambil alih dan naik takhta.
Para pangeran yang terlibat dalam pertikaian, diturunkan pangkatnya atau dipenjarakan.
Terlepas dari semua kekacauan dan konflik, Kaisar Kangxi dihormati secara luas sebagai raja yang sanat baik dan tegas dalam sejarah China dengan pencapaian luar biasa.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR