Sampai Angkat Tangan di Hadapan Kekuatan Militer Rusia, Begini Nasib Militer Ukraina yang Pilih Menyerahkan diri Pada Rusia, Rusia Ungkap Konsekuensi Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Anggota terakhir Batalion Azov yang menyerah kepada pasukan Rusia di Mariupol
Anggota terakhir Batalion Azov yang menyerah kepada pasukan Rusia di Mariupol

Intisari-online.com - Beberapa waktu lalu sempat beredar rekaman militer Ukraina di Azovstal menyerah pada Rusia.

Mereka dengan sukarela keluar angkat tangan, sambil mengibarkan bendera putih, lantas bagaimana nasib mereka selanjutnya?

Pihak Ukraina telah mengatakan akan menukar tahanan dengan Rusia dengan imbalan tentara baru yang meninggalkan pabrik baja Azovstal di kota Mariupol, tetapi pejabat Rusia mengatakan sebaliknya.

Nasib ratusan tentara Ukraina yang menyerah di pabrik baja Azovstal saat ini tidak diketahui.

Ratusan tentara Ukraina dikirim ke daerah-daerah yang dikuasai Rusia.

Wakil menteri pertahanan Ukraina mengatakan akan menukar tahanan dengan Rusia dengan imbalan tentara ini.

Namun, beberapa pejabat Rusia mengatakan pada (17/5) bahwa tentara Ukraina dapat diadili atau bahkan dijatuhi hukuman berat.

Penyelidik Rusia mengumumkan rencana untuk menginterogasi tentara Ukraina, menuduh mereka melakukan "kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah Ukraina terhadap warga sipil di tenggara Ukraina."

Baca Juga: Alot Saat Berunding, Tiba-Tiba Ukraina Bocorkan Syarat Untuk Berdamai dengan Rusia, Mau Menyerah Bahkan Berhenti Berperang Jika Hal Ini Dijamin?

Pada malam (17/5), tujuh bus yang membawa tentara Ukraina meninggalkan pabrik baja Azvostal menuju kompleks penjara di kota Olenivka yang dikuasai Rusia di Donetsk, menurut Reuters.

Rusia mengatakan tentara Ukraina di pabrik baja Azvostal telah menyerah, sementara Ukraina menggambarkan "para prajurit menyelesaikan misi mereka" dan prioritas sekarang adalah menyelamatkan nyawa mereka.

"Ukraina membutuhkan pahlawan ini hidup-hidup," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Ukraina telah mencoba untuk membuat kesepakatan dengan Rusia, yang memungkinkan tentara untuk meninggalkan pabrik baja Azovstal untuk pergi ke daerah-daerah yang dikendalikan oleh Ukraina, atau ke negara-negara netral. Namun, ini tidak terjadi.

Pada (17/5), Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan, "Ini adalah satu satunya pilihan", mengacu pada pertempuran di pabrik Azovstal yang telah berakhir.

Tidak jelas berapa banyak tentara Ukraina yang telah meninggalkan pabrik Azovstal dan berapa banyak yang menunggu untuk pergi.

Rusia mengatakan gelombang pertama dari 265 tentara Ukraina menyerah, termasuk 51 terluka.

"Akan ada prosedur pertukaran bagi tentara untuk kembali ke rumah," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk. "Semuanya akan baik-baik saja".

Leonid Slutsky, seorang anggota parlemen Rusia yang berpartisipasi dalam negosiasi dengan Ukraina.

Menyerukan pencabutan moratorium eksekusi hukuman mati terhadap tentara Ukraina dari batalion Azov, kekuatan kunci yang terlibat dalam pertahanan pabrik Azovstal.

Artikel Terkait