Intisari-Online.com - Setelah Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, suasana Eropa menjadi tegang.
NATO siaga tinggi, mempersenjatai Ukraina dengan rudal portabel maupun senjata lain yang berguna untuk menghalau pasukan Rusia menguasai Kyiv.
Negara-negara Eropa yang tak menjadi anggota NATO pun mulai khawatir.
Lantas, beberapa, seperti Finlandia dan Swedia mengajukan diri untuk bergabung dengan NATO.
Dalam perjanjian yang ditandatangani Rabu (11/5/2022), Swedia dan Finlandia mempertimbangkan apakah akan bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Namun, Rusia mengancam mengambil langkah "teknis militer" sebagai respons atas rencana negara tetangganya, Finlandia, yang akan bergabung dengan NATO.
Kremlin menanggapi pengumuman tersebut dengan mengatakan bahwa keanggotaan Finlandia di NATO “pasti” merupakan ancaman bagi Rusia.
Di tengah ketegangan tersebut, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan rencanya di Eropa di waktu mendatang.
Melansir CNN, Jumat (20/5/2022), AS diperkirakan akan mempertahankan 100.000 tentara yang ditempatkan di Eropa untuk masa mendatang kecuali Rusia meningkatkan dan mengancam Swedia dan Finlandia atau anggota NATO, menurut beberapa pejabat AS.
Para pejabat menambahkan, jumlah tersebut dapat meningkat untuk sementara jika NATO melakukan lebih banyak latihan militer di kawasan itu.
AS juga dapat menambah pangkalan tambahan di Eropa jika lingkungan keamanan berubah.
Rencana tersebut sedang dipertimbangkan setelah pertemuan para panglima militer NATO pada Kamis di Brussels, Belgia.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR