Meski begitu, Qatar dimusuhi oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir, sampai titik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam sebuah langkah yang dirancang sebagai tekanan pada pemerintahan di Doha, negara-negara tetangga Qatar di Teluk Arab juga menutup perbatasan mereka dengan negara kaya tersebut.
Sementara Mesir menutup wilayah udara dan pelabuhan untuk semua bentuk angkutan Qatar.
Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan pemerintah Libya yang berbasis di timur, juga memutuskan hubungan mereka dengan Doha.
Maladewa kemudian bergabung sebagai -sejauh ini- satu-satunya negara non Arab (kendati mayoritas penduduknya Islam) yang melakukan pengucilan diplomatik itu.
Melansir BBC, ada beberapa alasan untuk hal ini.
Qatar dan negara-negara tetangganya di Dewan Kerjasama Teluk mendukung pihak-pihak yang berbeda dalam perubahan politik menyusul apa yang disebut musim semi Arab (Arab spring).
Doha dianggap sebagai pendukung kelompok Islamis garis keras yang di beberapa negara berhasil mendapatkan keunggulan politik.
Misalnya, setelah mantan presiden Mesir Mohamed Morsi - pemimpin Ikhwanul Muslimin - digulingkan pada tahun 2013, Qatar menyediakan suatu platform untuk para anggota kelompok yang dilarang oleh pemerintah Mesir itu.
Arab Saudi dan UEA juga menyebut Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi 'teroris.'
Qatar lewat Emir Sheikh Tamim bin-Hamad al-Thani juga pernah mengkritik sikap bermusuhan AS terhadap Iran.
Arab Saudi, saingan utama Republik Islam Iran, telah lama mencemaskan ambisi regional Teheran.
KOMENTAR