Mereka yang lebih memilih cinta dari pada pundi-pundi uang lelaki Eropa, maka akan mendapat siksaan.
Mereka akan dijemur di bawah terik matahari, agar tidak pingsan, sementara daerah kemaluannya dilumuri cabai spanyol yang telah ditumbuk.
Disebut bahwa kemunculan Nyai dimulai ketika para pegawai VOC tiba di Nusantara sekitar abad 16.
Terbatasnya perempuan Eropa yang ada saat itu membuat para pegawai VOC dan penduduk laki-laki Eropa terpaksa mencari pasangan dari perempuan-perempuan lokal (pribumi) yang tidak hanya mengurus rumah tangga tapi juga tidur dengannya. Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai Nyai.
Pergundikan tentu saja tidak `direstui' oleh pemerintah Hindia Belanda, sehingga tidak banyak dokumen yang menceritakan masalah ini.
Meski begitu, pergundikan tetap bertahan kuat selama masa Kolonial.
Baca Juga: Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia, Melalui Organisasi Berikut!
Kisah Tragis Para Nyai Era Belanda Jadi Inspirasi Film
Kisah para 'Nyai' mungkin ditutup-tutupi setengah mati oleh VOC agar kisahnya tidak sampai ke negeri asal mereka, Belanda.
Tetapi, di Indonesia, beberapa sosok Nyai bahkan menjadi kisah abadi yang kerap menginspirasi cerita atau bahkan film.
Sebut saja sosok Nyai Dasima dan Mariam atau yang lebih dikenal dengan Si Manis Jembatan Ancol.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR