Makin Berani, Ukraina Luncurkan Serangan Bom Bertubi-tubi ke Pulau yang Diduduki Rusia Ini dengan Senjata Seadanya

Tatik Ariyani

Editor

Rekaman serangan militer Ukraina ke Pulau Ular yang diduduki Rusia
Rekaman serangan militer Ukraina ke Pulau Ular yang diduduki Rusia

Intisari-Online.com -Pada 7 Mei, militer Ukraina merilis rekaman dua pemboman udara berturut-turut di Pulau Ular (Snake Island) yang diduduki Rusia, yang membuktikan bahwa Angkatan Udara Ukraina masih dalam pertempuran.

Pasukan Rusia telah ditempatkan di Pulau Ular sejak Angkatan Laut Rusia merebutnya selama hari-hari awal invasi pada bulan Februari.

Pasukan Ukraina telah meluncurkan kampanye militer yang intens untuk memulihkan wilayah itu sebagai bagian dari pertahanan yang sedang berlangsung terhadap serangan Rusia.

Pulau ini terletak 35km selatan pantai Ukraina di Laut Hitam dan sekitar 300 km barat Krimea, wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.

Pertama, pesawat tak berawak Bayraktar TB2 Ukraina melakukan serangan rudal di atas Pulau Ular, melansir The EurAsian Times, Senin (9/5/2022).

Serangan itu menghantam kapal pendarat kelas Proyek 11770 Serna dan sebuah bangunan di pos terdepan Laut Hitam Barat yang terpencil.

Rekaman dari pesawat tak berawak itu memperlihatkan sebuah rudal yang mengenai kapal pendarat di jalur perahu Pulau Ular, yang dapat dilihat dengan sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) Tor di dalamnya.

“Unit musuh di Pulau Ular tetap tanpa perlindungan udara dan akan dihancurkan dan dibakar seperti kecoa atau belalang,” kata pejabat Ukraina Anton Gerashchenko.

Tak lama setelah serangan pesawat tak berawak di kapal pendarat kelas Serna, ada rekaman lain yang dirilis oleh militer Ukraina.

Rekaman kedua menunjukkan dua Angkatan Udara Ukraina Su-27 Flanker terbang sangat rendah di atas pulau dan menjatuhkan bom di beberapa sasaran dalam satu lintasan.

Video difilmkan oleh Bayraktar TB2 Ukraina, menunjukkan bidikan pulau dari barat.

Dua Su-27 terlihat masuk dari selatan, terbang lebih rendah dari mercusuar di titik selatan pulau itu dan menjatuhkan suar penanggulangan inframerah.

Flanker terlihat menjatuhkan apa yang tampak seperti bom tarik tinggi di kompleks utama pulau, bangunan tepat di atas dermaga, dan di titik timur.

Setidaknya ada dua ledakan sekunder besar, mungkin karena terkena amunisi dan/atau tempat penyimpanan bahan bakar, di ujung timur pulau sebelum ledakan yang lebih besar di dekat pusat pulau.

Ini tidak diragukan lagi merupakan serangan udara yang berani oleh jet temput Ukraina, bukan hanya karena ancaman dari musuh tetapi juga karena ketinggiannya yang rendah, karena ledakan dan pecahan bom bisa saja mengenai pesawat peluncur itu sendiri, kata para ahli.

Rekaman satelit yang muncul kemudian mengkonfirmasi kebakaran dan kerusakan serius pada bangunan Pulau Ular dan kapal pendarat di garis pantai, menunjukkan bahwa serangan itu terjadi dalam satu atau dua hari terakhir.

Serangan itu adalah yang terbaru dari rangkaian serangan Ukraina di Pulau Ular menggunakan drone TB2 yang terutama menargetkan sistem pertahanan udara Rusia.

Sebuah TB2 telah menghancurkan peluncur rudal Tor lainnya di pulau itu hanya sehari sebelum serangan udara berturut-turut ini.

Demikian juga, serangan TB2 juga menargetkan penempatan senjata ZU-23-2 dan SAM inframerah SA-13 Strela-10.

Serangan pesawat tak berawak ini bisa menjadi awal dari pengeboman oleh dua Su-27 untuk menghancurkan pertahanan udara musuh.

Sehingga, jet tempur berawak aman untuk terbang rendah dan menjatuhkan bom dengan akurasi yang tepat.

Su-27 adalah pencegat dan pesawat tempur superioritas udara dengan kemampuan serangan darat sekunder.

Armada Flanker Ukraina, yang jumlahnya sedikit, sebagian besar digunakan untuk misi udara-ke-udara, sementara Mig-29 telah digunakan untuk peran udara-ke-darat.

Namun, jangkauan dan kapasitas angkut yang lebih jauh dari Su-27 pasti membuatnya lebih cocok untuk serangan di Pulau Ular.

Serangan Su-27 terbaru menunjukkan bahwa Angkatan Udara Ukraina bersedia menyerang posisi Rusia dengan jet tempur meskipun ada sistem pertahanan rudal yang kuat.

Ini membuktikan kemampuan Ukraina untuk mempertahankan wilayah udaranya diperebutkan lebih dari dua bulan dalam perang melawan musuh yang unggul secara numerik dan teknologi seperti Rusia.

Baca Juga: 'Putri Salju' yang Pernah Mencuri Perhatian, Kisah Sniper Cantik Rusia yang Meninggal di Ujung Penembak Jitu Ukraina

Baca Juga: Siapa Alina Kabaeva, AS Enggan Jatuhkan Sanki pada Perempuan yang Disebut Pacar Putin Ini, Namun Jadi Target Baru Sanksi UE?

Artikel Terkait