Namun, terkait pengumuman perang pada 9 Mei mendatang dan memobilisasi rakyat Rusia melawan dunia itu dibantah Rusia.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, yang mengatakan bahwa pengumuman perang oleh Putin itu tidak mungkin terjadi.
"Tidak benar. Itu omong kosong," kata Peskov dikutip dari Reuters, Jumat (6/5/2022).
Peskov menegaskan bantahan tersebut setelah sejumlah pihak, termasuk Inggris dan Amerika Serikat (AS), memperkirakan Putin akan mendeklarasikan secara resmi perang di Ukraina pada 9 Mei.
Bantahan serupa juga disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Dia mengatakan tentaranya tidak akan mendasarkan tindakan sesuai dengan momentum tertentu.
"Kami akan memperingati kemenangan kami dengan sungguh-sungguh," tutur Lavrov.
Selain itu, Lavrov menuturkan, serangan di Ukraina akan berakhir tergantung pada kebutuhan untuk meminimalkan risiko bagi warga sipil dan tentara Rusia.
Baca Juga: Cara Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan, Begini Cek Kecocokan Pasangan Menurut Primbon Jawa
Sebelumnya, Putin telah mengklaim perang di Ukraina sebagai pertempuran untuk melindungi orang-orang yang berbicara bahasa Rusia di sana dari persekusi Nazi dan untuk menjaga dari apa yang disebutnya sebagai ancaman Amerika Serikat (AS) untuk Rusia yang dipicu perluasan NATO.
Sementara Ukraina dan negara-negara Barat menolak tuduhan itu dan menuding balik Putin telah mengobarkan agresi perang yang tidak beralasan.
Invasi militer Rusia terhadap Ukraina sendiri membuat Rusia berada dalam cengkeraman sanksi-sanksi Barat, dan meningkatkan kekhawatiran atas konfrontasi lebih luas dengan AS.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR