Pelabuhan tersebut mulai ramai pada abad ke-12, ketika Majapahit masih memiliki hegemoni di kawasan tersebut dan ketika para pedagang Islam dari berbagai bangsa telah melakukan perdagangan dengan pedagang di kawasan ini.
2. Batu nisan sultan-sultan Islam
Sumber sejarah berupa benda tentang masuknya ajaran Islam di Indonesia adalah batu nisan sultan-sultan Islam.
Bukti-bukti tersebut banyak ditemukan di Pulau Jawa dan Sumatera.
Salah satu yang dianggap sebagai bukti peninggalan tertua tentang pengaruh agama Islam di Sumatra adalah nisan makam Sultan Malik al-Saleh, pendiri Kerajaan Samudra Pasai, yang berangka 1297 M.
Sementara bukti yang memperkuat dugaan bahwa Islam mulai berkembang di Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur, pada abad ke-11 adalah ditemukannya nisan Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik, yang berangka tahun 1082 M.
Selain itu, terdapat jirat atau batu nisan khas Gujarat di nisan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik.
Di daerah Jawa lainnya, terdapat jirat yang dibuat pada masa Kerajaan Majapahit, yaitu di Troloyo dan Trowulan.
Jirat tersebut menunjukkan bahwa pengaruh pemeluk Islam sudah ada di Kerajaan Majapahit.
3. Berita dari Tome Pires
Menurut berita seorang Portugis bernama Tome Pires, Pelabuhan Malaka ramai dikunjungi para pedagang dari Barat seperti Kairo, Mekkah, Aden, Persia, Turki, dan masih banyak lainnya.
Sambil menunggu proses pengangkatan dan pembongkaran barang dari kapal serta menunggu musim yang baik untuk berlayar, para pedagang tersebut menetap sementara di Malaka bersama pedagang lain dari Timur dan beberapa daerah di Nusantara.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR