Adipati Wei yang baru (yang adalah kakak Putri Xu Mu), Wei Yi, tidak dapat mengalahkan mereka, dia bahkan terbunuh dalam pertempuran.
Suku Di membakar ibu kota yang menyebabkan banyak orang mengungsi ke Caoyi (Kabupaten Huaxian modern), sebuah kota kecil di selatan Wei.
Ketika Putri Xu Mu mengetahui apa yang terjadi pada Kerajaannya, dia menulis puisinya, ‘Mata Air’.
Putri Xu Mu juga meminta negara bagian terdekat Wei, termasuk mantan pelamarnya Kaisar Qi, untuk bantuan militer mereka demi menyelamatkan tanah airnya.
Namun, semua negara bagian menolaknya.
Beberapa negara bagian bahkan mengkritiknya karena ikut campur secara umum dalam politik.
Hancur dan marah karena tidak menerima bantuan dari negara bagian lain, dia menulis puisinya yang paling terkenal, ‘Kereta Mempercepat’.
Puisi ini mengungkapkan patriotismenya untuk Wei.
Bagaimana pun, Putri Xu Mu masih terus memohon bantuan negara-negara bagian Wei.
Akhirnya, Qi dibujuk oleh upaya Putri Xu Mu.
Kaisar Qi memberi Wei tiga ratus kereta perang dan tiga ribu tentara.
Setelah dua tahun berperang, Wei merebut kembali wilayah mereka yang hilang dan membantun ibu kota baru di Chunqiu.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR