Ketika tiba saatnya untuk menikah, dia memiliki dua pelamar yang memintanya untuk menikah.
Salah satunya adalah Kaisar Qi, dan yang lain adalah Adipati Xu.
Putri Xu Mu ingin menikah dengan Kaisar Qi, karena dia merasa Qi lebih dekat dengan Wei.
Juga, jika Kerajaan Wei diserang, Putri Xu Mu percaya pasukan militer besar mereka akan membantunya.
Namun, orangtuanya memilih pria yang berbeda dalam pikirannya.
Adipati Xu rupanya telah menawarkan hadiah yang lebih mewah yang menurut orangtuanya tak tertahankan untuk ditolak.
Putri Xu Mu kecewa dengan pilihan jodoh yang dipilihkan oleh orangtuanya.
Dia menemukan Xu terlalu jauh bagi militer mereka untuk membantu Kerajaan kecilnya, namun dia harus mematuhi orangtuanya dan menikah dengan Adipati Xu.
Putri Xu Mu menjadi sangat rindu kampung halaman dan merindukan Wei.
Selama waktu inilah dia menulis puisi ‘Tiang Bambu’.
Pada tahun 660 SM, ketakutan terburuk Putri Xu Mu terbukti benar.
Suku nomaden utara yang dikenal sebagai Di menyerang Wei.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR