Intisari-Online.com - Inggris dan China berselisih atas beberapa hal.
Inggris menuduh China melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan kegiatan mata-mata di Inggris.
Sementara China menuduh Inggris menyebarkan informasi yang salah untuk memfitnahnya.
Perselisihan itu diperburuk dengan tuduhan Inggris atas tindakanChinaberikut ini.
Ketika Inggris dianggap sebagai lokasi potensial untuk penyimpanan senjata nuklir NATO, justru terungkap hal mengejutkan tentang spionase China atas instalasi nuklir Inggris.
Pejabat pertahanan percaya bahwa mata-mata Beijing telah bertanggung jawab atas 18 penampakan drone di lokasi militer dan fasilitas listrik di sekitar Inggris hanya dalam dua tahun, Daily Mirror melaporkan.
Melansir The EurAsian Times, Selasa (26/4/2022), penampakan drone dilaporkan terjadi antara 2019 dan 2021, namun lokasi pangkalan militer dirahasiakan karena alasan keamanan nasional.
Pengungkapan itu muncul ketika kepala intelijen memperingatkan bahwa China ingin mencuri rahasia paling sensitif Inggris.
Tuduhan terhadap China yang melakukan kegiatan spionase dengan menerjunkan pesawat tak berawaknya datang beberapa bulan setelah peringatan langka dikeluarkan terhadapnya oleh Badan Mata-Mata Inggris, MI5.
Pada bulan Januari, MI5 memperingatkan bahwa seorang agen China telah menyusup ke Parlemen Inggris untuk mencuri rahasia negara.
Namun, menerbangkan drone di atas instalasi sensitif dapat menjadi kontroversi yang lebih besar antara kedua negara.
Satu laporan situs nuklir berbunyi: "Personel keamanan melaporkan sebuah pesawat tak berawak diterbangkan dekat dengan fasilitas," sementara yang lain mengatakan bahwa "Drone mendarat di daerah itu dan pangkalan udara diamankan oleh personel keamanan."
Laporan ketiga berbunyi bahwa “Petugas melaporkan melihat drone terbang. Tidak ada drone yang ditemukan setelah pencarian lebih lanjut.”
Di bawah Undang-Undang Kebebasan Informasi, The Sunday People memperoleh informasi tentang aktivitas pesawat tak berawak dan diberitahu bahwa "Orang China memiliki program spionase yang sangat matang dan canggih yang berjalan di seluruh Inggris" oleh mantan perwira intelijen Letnan Kolonel Philip Ingram.
Pengungkapan ini juga datang beberapa hari setelah laporan Departemen Luar Negeri AS mengindikasikan bahwa NATO siap untuk memasukkan RAF Lakenheath, sebuah fasilitas di Inggris yang secara serius dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam fasilitas penyimpanan senjata Nuklir NATO setelah sebuah jeda lebih dari satu dekade.
Laporan drone China yang terbang di atas instalasi nuklir Inggris berpotensi memperburuk keadaan antara pemerintah China dan Inggris yang sudah berselisih.