Intisari-Online.com -Baru-baru ini, Rusia berhasil melakukan peluncuran rudal balistik antarbenua “Sarmat” dari kosmodrom Plesetsk di wilayah Arkhangelsk.
Setelah uji coba Sarmat Intercontinental Ballistic Missile (ICBM), Rusia berencana untuk menghubungkannya dengan senjata hipersonik untuk menciptakan dampak maksimum.
Melansir The EurAsian Times, Senin (25/4/2022), Komandan Pasukan Rudal Strategis Rusia Sergei Karakaev telah menyatakan bahwa ICBM Sarmat Rusia terbaru mungkin digunakan dengan beberapa kendaraan luncur hipersonik Avangard.
Pernyataan itu muncul beberapa hari setelah Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa rudal Sarmat yang ditembakkan dari peluncur silo telah berhasil diuji.
Hulu ledak pelatihan telah tiba di wilayah yang direncanakan di tempat pelatihan Kura di Semenanjung Kamchatka, kata pernyataan itu.
Parameter desain dikonfirmasi di semua fase penerbangan.
“Mengenai Sarmat, ini adalah sistem rudal lain. Ini didasarkan pada peluncur, dan jauh lebih kuat daripada peluncur Avangard. Ini juga telah dirancang untuk Avangard, dengan mempertimbangkan bahwa jumlah (Avangard) pada sistem ini (Sarmat) bisa lebih banyak,” kata Karakaev kepada penyiar Rusia Rossiya 1.
Dia mencatat bahwa perkembangan Avangard membawa era senjata hipersonik.
Karakaev menambahkan bahwa tidak ada negara lain di dunia kecuali Rusia saat ini yang memiliki senjata semacam ini untuk tugas tempur.
Penting untuk ditambahkan bahwa Rusia menjadi negara pertama yang menggunakan senjata hipersonik dalam pertempuran ketika menembakkan rudal hipersonik Kinzhal ke sasaran di Ukraina bulan lalu, yang memicu respons marah dari Kyiv serta komunitas global.
Pada bulan Maret, pada puncak konflik, Kementerian Pertahanan Rusia telah mengakui bahwa mereka telah menghancurkan cadangan besar rudal Ukraina dan persenjataan lainnya dengan rudal hipersonik 'Kinzhal'.
Rusia memiliki berbagai senjata hipersonik operasional, termasuk Avangard, Kinzhal dan Tsirkon.
Di pihaknya, Sarmat akan memasuki angkatan bersenjata Rusia setelah selesainya pengujian.
Sistem ini dimaksudkan untuk menggantikan sistem rudal RS-20 Voevoda.
Kementerian mencatat bahwa Sarmat mampu menyerang target pada jarak jauh menggunakan berbagai lintasan penerbangan dan dijamin untuk mengatasi sistem pertahanan anti-rudal yang ada dan yang prospektif.
Sistem, yang disebut-sebut sebagai yang paling kuat di dunia dengan jangkauan yang sangat besar, bisa sangat memperkuat kemampuan tempur kekuatan nuklir strategis Rusia.