Dilansir dari express.co.uk pada Jumat (22/4/2022), diyakini bahwa perusahaan China takut negara-negara barat akan menjatuhkan sanksi sekunder pada perusahaan jika mereka bekerja sama dengan Moskow.
“Proyek untuk mengeluarkan kartu UnionPay untuk sementara ditangguhkan," ungkap sebuah sumber perbankan mengatakan kepada situs media Rusia RBC.ru.
"Mereka tidak secara resmi mengkonfirmasi bahwa itu terkait dengan sanksi, mengatakan itu dihentikan sementara sampai instruksi lebih lanjut."
UnionPay didirikan pada Maret 2002 dan menyediakan layanan kartu bank yang serupa dengan Visa dan MC.
Pada tahun 2015, perusahaan China ini melampaui Visa dan MC dalam nilai total pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan dan menjadi organisasi pemrosesan pembayaran kartu terbesar di dunia.
Perusahaan ini juga menyumbang satu persen dari kartu bank Rusia pada tahun 2020, menurut Riset Perbankan Ritel.
Permintaan untuk kartu UnionPay tumbuh 10 kali lipat menyusul pengenaan sanksi oleh Barat.
Namun, orang Rusia yang telah memiliki kartu UnionPay baru-baru ini melaporkan kesulitan dalam menggunakannya di Amerika Serikat, Israel, Eropa, Asia, dan Timur Tengah.
Sebenarnya hubungan Rusia dan China sangat dekat karena mereka adalah sekutu untuk melawan pengaruh geopolitik Barat.
Akan tetapi perang Rusia dan Ukraina sepertinya telah membuat China berhati-hati.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR