Setelah mempelajari objek yang ditemukan pada 2017, Oumyamua, Siraj dan Loeb malah menyadari bahwa bola api Pulau Manus yang jatuh pada 2014 merupakan meteor antarbintang pertama yang menabrak Bumi.
Objek luar angkasa apa pun yang bergerak lebih dari 42 kilometer per detik mungkin berasal dari ruang antarbintang.
Siraj mengatakan data menunjukkan meteor di Pulau Manus 2014 menghantam atmosfer Bumi dengan kecepatan sekitar 45 kilometer per detik.
Setelah penelitian lebih lanjut dan bantuan dari ilmuwan lain, termasuk informasi rahasia dari pemerintah tentang keakuratan atau tingkat presisi data, Siraj dan Loeb menentukan dengan kepastian 99,999% bahwa objek yang ditemukan pada 2014 itu adalah antarbintang.
Tetapi makalah mereka tentang temuan itu ditolak, karena mereka hanya melakukan percakapan pribadi dengan pegawai pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya untuk mengonfirmasi keakuratan data.
Barulah setelah makalah mereka sampai ke tangan yang tepat, fakta tersebut dapat diteruskan untuk diketahui dunia.
Baca Juga: Tanggalan Jawa April 2022, Lengkap dengan Weton Pasaran hingga Wuku untuk Merencanakan Acara Anda
Matt Daniels, yang saat itu bekerja untuk Kantor Menteri Pertahanan, membaca makalah tersebut dan membantu para peneliti mendapatkan konfirmasi resmi dari pemerintah.
Konfirmasi itu didapat dari Letnan Jenderal John Shaw, wakil komandan Angkatan Luar Angkasa AS, dan Joel Mozer, kepala ilmuwan dari Komando Operasi Luar Angkasa.
"Tiga tahun setelah penemuan asli kami, objek pertama yang berasal dari luar tata surya yang diamati menabrak Bumi (meteor antarbintang pertama yang diketahui) telah diakui secara resmi," tulis Siraj.
Dilansir Scientific American, pada 8 Januari 2014 pukul 17:05:34 UT, sebuah batu dari luar angkasa melesat melintasi langit di lepas pantai Pulau Manus, Papua Nugini.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR