Intisari-Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pembayaran gas dalam mata uang rubel yang dibeli oleh negara-negara tak bersahabat mulai April 2022, sebagai imbas konflik militer di Ukraina.
Putin juga mengancam, jika negara-negara tidak bersahabat itu menolak membayar dengan rubel, Rusia akan menghentikan aliran gasnya.
Negara-negara tak bersahabat yang dimaksud Putin adalah mereka yang menghujani Rusia dengan serangkaian sanksi atas invasi militernya ke Ukraina.
Sebelumnya, diketahui bahwa Pemerintah Federasi Rusia pada Senin (7/3/2022), menetapkan daftar negara bagian dan teritori asing yang melakukan tindakan tidak bersahabat terhadap Rusia, perusahaannya, dan warganya.
Dikutip dari Kantor Berita Rusia TASS, negara dan wilayah yang masuk dalam daftar ini telah memberlakukan atau bergabung dengan sanksi terhadap Rusia setelah dimulainya operasi militer khusus Angkatan Bersenjata Rusia di Ukraina.
Negara yang masuk daftar ini diketahui bukan hanya dari Benua Amerika dan Eropa, tapi juga Benua Asia.
Daftar tersebut mencakup:
Melansir Kompas.com, Putin dengan sengaja mengonversi rubel Rusia dengan harga emas.
Dengan mematok 5.000 rubel untuk setiap 1 gram emas, kebijakan ini dipastikan akan membuat AS dan sekutunya dalam kesulitan.
Di sisi lain, AS dan sejumlah negara Barat sudah memutuskan untuk menghentikan ekspor ke Rusia sebagai bagian dari sanksi.
Mustahil negara-negara Barat mendapatkan rubel dengan jumlah yang cukup. Mereka tak bisa mendapatkan rubel dengan melakukan ekspor ke Rusia.
Di lain sisi, negara-negara Barat membutuhkan minyak dan gas Rusia.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR