Penulis
Intisari-Online.com - Saat ini, sekitar 1.600 tentara Inggrisberada di Estonia.
Kehadiran tentara Inggris itu sebagai bagian dari kelompok perang NATO yang dikerahkan untuk melindungi negara yang berbatasan 183 mil dengan Rusia.
Panglima militer juga dapat memanggil sekitar 30 tank tempur Challenger II dan 60 kendaraan lapis baja dari Resimen Tank Kerajaan.
Dan Letnan Kolonel Ru Streatfeild, yang memimpin kelompok pertempuran NATO, mengatakan pasukannya "100 persen" siap jika Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Estonia.
Dia menambahkanbahwa dia tahu rencana pertempurannya jika terjadi serangan Rusia.
Dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (16/4/2022),tentaraInggris menyatakan tingkat pelatihan mereka yang sangat tinggi bisa menjadi faktor penentu di medan perang.
“Anda bisa memiliki semua perlengkapan di dunia, tetapi jika Anda tidak percaya diri menggunakannya, itu tidak akan membawa Anda kemana-mana bukan?" tegasLetnan Kolonel Ru Streatfeild.
Daily Express kemarin bergabung dengan tentaraInggris di garis depan di Estonia saat mereka berlatih bersama rekan-rekan Denmark dan Prancis.
Sekutu Barat berlatih menyerang target pada dua sumbu, sementara pasukan Estonia mempertahankan posisinya.
Sebuah topan RAF terbang beberapa saat sebelum tank tempur Challenger II Inggris menembak sasaran dalam upaya untuk mengamankan posisi mereka.
Pejabat Estonia mengatakan bahwa mereka "harus berasumsi" Vladimir Putin suatu hari nanti akan menyerang negara mereka.
Dan Letnan Kolonel Ru Streatfeild mengakui pasukan NATO harus siap berperang.
Ditanya apakah pasukan NATO siap jika terjadi invasi Rusia, dia berkata: “100 persen."
“Bukannya orang senang dalam hal ini. Tapi tentara ingin melakukan pekerjaan. Mereka ingin mempraktikkan keahlian mereka."
“Inilah yang mereka lakukan untuk bergabung dengan Angkatan Darat."
“Tentara kami sangat bangga berada di sini."
"Ini adalah hak istimewa yang luar biasa. Tapi itu juga merupakan tanggung jawab yang sangat besar.”
Berbicara tentang taktik penyergapan yang digunakan oleh Ukraina dan pelajaran potensial yang dapat dimanfaatkan sekutu NATO, Letnan Kolonel Streatfeild mengatakan: “Tidak ada yang baru, sungguh."
"Apa yang Anda lihat di sekitar sini adalah apa yang kami sebut manuver senjata gabungan."
“Di sinilah kami memiliki tank, infanteri lapis baja, insinyur, artileri, dan logistik yang semuanya beroperasi bersama."
“Masing-masing negara membawa kemampuan yang berbeda, budaya yang berbeda, pola pikir yang berbeda."
"Tapi mereka benar-benar saling melengkapi."
Saat ini, tentara Inggris berada dibawah komando NATO dan NATO sudah memiliki rencana.