Intisari-online.com - Pembelian kapal selam China oleh Thailand terhenti setelah Jerman menolak menyediakan mesin untuk kapal selam tersebut.
"Apakah kita membutuhkan kapal selam tanpa mesin?" Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan pekan lalu.
Tapi, mengisyaratkan bahwa pemerintah Thailand mungkin berhenti membeli kapal selam jika pihak China gagal melakukannya berdasarkan kontrak yang ditandatangani.
Pada tahun 2017, pemerintah Thailand menandatangani kontrak untuk membeli kapal selam China seharga 403 juta dollar AS (Rp5,7 triliun).
Pesanan diharapkan akan dikirimkan pada tahun 2023.
Thailand juga berencana untuk membeli dua lagi pada tahun 2020, tetapi kemudian harus membatalkan sebelum oposisi publik, karena publik ingin pemerintah memprioritaskan rencana rekonstruksi ekonomi.
CSOC, pembuat kapal milik negara China, yang bertanggung jawab untuk membangun kapal selam untuk Thailand, berencana menggunakan mesin yang dibeli dari Jerman.
Pada bulan Februari, media Thailand mengungkapkan bahwa Jerman telah menolak untuk memasok China dengan mesin dan CSOC harus menangguhkan pembangunan kapal selam.
Kedutaan Jerman di Thailand kemudian mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan bahwa China tidak menyuruh Jerman membeli mesin untuk melengkapi kapal selam.
Menurut media Thailand, China mengusulkan agar Thailand menerima penggunaan mesin China untuk kapal selam atau menerima kapal selam bekas lainnya.
Artinya, Thailand terpaksa membeli kapal selam China dengan jeroan mesin China, bukan dari Jerman.
Source | : | Nikkei Asian Review |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR