Intisari-Online.com - Mengapa Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari yang berbeda pada setiap tahunnya?
Ya, tanpa kita sadari bahwa Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari yang berbeda pada setiap tahunnya.
Pada tahun 2021 kemarin, Kalender Islam menetapkan Hari Raya Idul Fitri atau tanggal 1 Syawal 1442 H jatuh pada tanggal 13 Mei 2021.
Sementara untuk tahun 2022 ini, tanggal 1 Syawal 1443 H kemungkinan besar jatuh pada tanggal 2 Mei 2022.
Pertanyaanya, mengapa demikian?
Rupanya alasannya karena sistem penanggalan yang dipakai adalah kalender Masehi dan kalender Hijriah.
Ya, dilansir dari kompas.com pada Senin (2/5/2022), dulu, sekitar 10.000 tahun yang lalu, orang-orang belum tahu konsep hari, bulan, apalagi tahun.
Setiap harinya, manusia hanya melakukan kegiatan yang sama.
Misalnya berburu dan mencari tumbuhan untuk dimakan.
Sampai pada suatu hari mereka menyadari ada perubahan.
Di mana hewan buruan mereka bermigrasi di waktu tertentu atau tanaman tidak tumbuh karena pergantian cuaca.
Perubahan inilah yang membuat manusia menyadari bahwa ada siklum yang berulang.
Dari itulah konsep "tahun" mulai muncul.
Sistem konsep tahun pun bermunculan sesuai wilayah masih-masing negara.
Di mulai dari Mesipotamia, Arab, Maya, hingga daratan China.
Akan tetapi, dalam menjelaskan pola siklus alam, setiap sistem penanggalan negara punya tolak ukur dan indikator yang berbeda-beda.
Hal ini dibedakan sesuai benda langit yang digunakan.
Salah satunya berdasarkan lunar atau bulan.
Dari namanya, sistem ini sudah jelas berbasis revolusi bulan yang mengelilingi Bumi.
Bisa dibilang, ini adalah sistem penanggalan yang paling sederhana dan diduga dipakai pertama kali oleh peradaban peradaban awal.
Meski begitu, sistem lunar atau bulan punya beberapa keunggulan.
Salah satunya mudah diterapkan oleh tiap orang. Alasannya karena sistem ini hanya melihat perubahan bentuk bulan di langit tiap malam.
Misalnya ketika bulan berbentuk sempurna (purnama), bulan separuh, bulan sabit, sampai bulan tidak nampak sama sekali.
Perubahan penampakan dari bulan ini yang adalah fenomena yang paling mudah terlihat dan konsepnya cukup sederhana.
Oleh karenanya, sistem ini dipakai pertama kali oleh peradaban-peradaban awal.
Salah satunya pada jazirah Arab Pra-Islam (pada masa Agama Islam belum ada di Arab).
Total, ada 12 bulan dalam penanggalan Arab, yaitu:
1. Muharram: 30 hari
2. Safar: 29 hari
3. Rabiul Awal: 30 hari
4. Rabiul Akhir: 29 hari
5. Jumadil Awal: 30 hari
6. Jumadil Akhir: 29 hari
7. Rajab: 30 hari
8. Sha’ban: 29 hari
9. Ramadan: 30 hari
10. Syawal: 29 hari
11. Dhulqaidah: 30 hari
12. Dhulhizah: 29/30 hari
Dari jumlah di atas, ttalnya hari pada penanggalan ini hanya 354 hari.
Berbeda dengan kalender Masehi yang sehari-hari dipakai yakni 365 hari.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR