Pertemuan ekonomi antarpedagang tersebut merupakan sarana yang paling penting dalam proses Islamisasi di Indonesia.
Para pedagang Islam yang terbuka terhadap pengaruh asing banyak belajar dari para pedagang lain mengenai kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan agama Islam.
Dari mereka, Islam menyebar ke seluruh penduduk yang tinggal di pelabuhan-pelabuhan serta pesisir.
Selain itu, catatan Tome Pires juga menyatakan bahwa Jawa Barat dan Sunda belum memeluk Islam ketika Jawa Tengah dan Jawa Timur telah didominasi oleh masyarakat muslim.
2. Catatan perjalanan Marcopolo
Berdasarkan catatan perjalanan Marcopolo, yang singgah di Perlak pada 1292 dalam pelayaran pulang ke Persia dari China, diketahui bahwa saat itu telah ada kerajaan Islam di Tumasik dan Samudra Pasai.
Kedua kerajaan tersebut menguasai perdagangan di Selat Malaka dan memiliki pelabuhan-pelabuhan penting untuk mengekspor lada ke Gujarat dan Benggala.
Pelabuhan tersebut mulai ramai pada abad ke-12, ketika Majapahit masih memiliki hegemoni di kawasan tersebut dan ketika para pedagang Islam dari berbagai bangsa telah melakukan perdagangan dengan pedagang di kawasan ini.
3. Batu nisan sultan-sultan Islam
Sumber sejarah berupa benda tentang masuknya ajaran Islam di Indonesia adalah batu nisan sultan-sultan Islam.
Bukti-bukti tersebut banyak ditemukan di Pulau Jawa dan Sumatera.
Salah satu yang dianggap sebagai bukti peninggalan tertua tentang pengaruh agama Islam di Sumatra adalah nisan makam Sultan Malik al-Saleh, pendiri Kerajaan Samudra Pasai, yang berangka 1297 M.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR