Intisari-Online.com - Mei 2021 lalu, pertempuran bersenjata antara Israel dan faksi Hamas di Jalur Gaza Palestina meletus.
Melansir Al Jazeera, pertempuran tersebut berlangsung selama 11 hari dan berakhir pada Jumat (21/5/2021) pagi setelah Mesir turun tangan dan memfasilitasi kesepakatan genjatan senjata antara Israel dan Hamas.
Pertempuran yang berlangsung sejak Ramadan hingga setelah Idul Fitri tahun lalu itu menelan ratusan korban jiwa dan juga kerugian materiil.
Total 244 orang tewas selama pertempuran antara Hamas dan Israel.
Sedikitnya 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, terbunuh akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza.
Sedangkan Israel melaporkan 12 warganya, termasuk 2 anak-anak terbunuh akibat serangan roket Hamas.
Pernyataan Israel baru-baru ini seperti mengisyaratkan bahwa pertempuran mengerikan yang terjadi tahun lalu itu bisa saja terulang kembali.
Melansir The Jerusalem Post, Minggu (3/4/2022), Pasukan Pertahanan Isarael (IDF) mengatakan siap untuk segala kemungkinan eskalasi di tengah gelombang terorisme yang sedang berlangsung, serta bulan suci Ramadhan dan liburan Paskah dan Paskah yang akan datang, juru bicara IDF Brig.-Jen. Ran Kochav mengatakan kepada Ynet, menambahkan bahwa itu bahkan disiapkan untuk Operasi Penjaga Tembok kedua.
"Kami melihat Gaza, Lebanon, Suriah dan bahkan semenanjung Sinai," jelasnya setelah peluncuran Operasi Break the Wave untuk memerangi gelombang serangan teroris yang sedang berlangsung.
“Operasi kami membentang jauh dan luas dan telah mengerahkan sistem pertahanan udara kami. Divisi Gaza siap untuk bertahan di darat. Kami akan terus menggagalkan serangan dengan tekad, kreativitas, dan setiap tindakan yang diperlukan.”
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR