Makin Akrab Usai Lebih dari 1 Dekade Nyaris 'Baku Hantam', Erdogan Kini Bahkan Berani Terang-terangan Ungkapkan Perasaan Ini Kepada Presiden Israel, Lupa dengan Palestina?

Tatik Ariyani

Penulis

 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Intisari-Online.com - Hubungan Turki dan Israel memburuk setelah kematian 10 warga sipil Turki dalam penyerbuan Israel ke kapal Turki, Mavi Marmara, tahun 2010 lalu.

Kapal tersebut diserbu Israel saat berupaya menembus embargo untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Kesepakatan rekonsiliasi tercapai pada tahun 2016 dan ditindaklanjuti dengan kembalinya Duta Besar kedua negara.

Namun, hubungan keduanya kembali memburuk pada tahun 2018 setelah terjadi bentrokan terbaru di Gaza, yang menewaskan puluhan warga Palestina.

Saat itu, Turki menarik pulang para diplomatnya dan mengusir Duta Besar Israel dari negaranya.

Dalam beberapa bulan terakhir, kedua negara kemudian sepakat untuk memperbaiki hubungan yang retak.

Presiden Israel Isaac Herzog terbang ke Turki untuk bertemu Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Ini akan menjadi kunjungan pertama oleh seorang kepala negara Israel ke Turki sejak tahun 2007.

Baca Juga: Kisah Asal Mula Bangsa Israel Kuno saat Menginap di 'Tempat Mengerikan' Saat Menuju Kanaan 3200 Tahun Lalu

Baca Juga: Sudah Jelas-jelas Dibenci Setengah Mati oleh Zelensky, Kini Israel Malah Terancam Dicap Musuh oleh Putin, 'Mulut' Perwira Militernya Sendiri Ini yang Jadi Pemicu

Dilansir AFP, Rabu (9/3/2022), Herzog dijadwalkan akan berkunjung langsung ke Ankara dan Istanbul.

Kunjungan ini telah direncanakan beberapa pekan sebelum Rusia melakukan invasi ke Ukraina, tapi konflik itu diperkirakan akan ikut dibahas dalam pembicaraan yang digelar oleh Herzog dan Erdogan.

Terlebih diketahui bahwa Israel maupun Turki memainkan perang mediator dalam konflik Rusia dan Ukraina.

Namun, isu-isu bilateral kemungkinan akan mendominasi setelah lebih dari satu dekade hubungan diplomatik antara Israel dan Turki memburuk.

Isu-isu tersebut mencakup penjualan gas ke kawasan Eropa, topik yang dianggap mendesak di tengah konflik Rusia-Ukraina.

Keseriusan Turki dalam memperbaiki hubungan dengan Israel bahkan ditunjukan dengan sikap Erdogan secara terang-terangan mengutuk keras serangan teror terhadap Israel.

Melansir The Times of Israel, Jumat (1/4/2022), Erdogan menelepon Herzog pada hari Jumat dan "mengutuk keras" serangan teror yang menewaskan 11 warga Israel selama dua minggu terakhir.

"Presiden Erdogan meminta untuk mengirimkan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan yang kehilangan orang yang mereka cintai dan berharap pemulihan yang cepat bagi yang terluka," sebuah pernyataan dari kantor Herzog mengutipnya.

Baca Juga: Padahal Bisa Dapatkan Ribuan Wanita untuk Dirinya Sendiri, Tapi Kaisar China Ini Hanya Miliki Satu Istri, Kehidupan Istana yang Penuh Pembantaian Mungkin Jadi Alasannya

Baca Juga: Koleksi Barang Mewah dari Kulit Tahanan Nazi, Inilah Wanita Kejam Ilse Koch, Bahkan Tak Ada Tahanan yang Berani Melihatnya

“Kedua presiden menekankan bahwa pada malam liburan Ramadan dan Paskah ada kebutuhan tindakan untuk menjaga ketenangan di seluruh wilayah,” kata pernyataan itu.

Seruan itu muncul di tengah upaya Ankara dan Yerusalem untuk meningkatkan hubungan yang tegang lama antara kedua negara.

Setelah sekutu regional yang kuat, Israel dan Turki melihat hubungan mereka berantakan selama masa jabatan Erdogan.

Erdogan telah menjadi kritikus blak-blakan kebijakan Israel terhadap Palestina.

Dalam panggilan telepon hari Jumat, Herzog juga mengucapkan pada Erdogan dan orang-orang Turki “Ramadhan Kareem.”

“Atas nama saya dan seluruh warga Turki, saya ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Paskah bagi warga Israel dan orang-orang Yahudi,” kata Erdogan.

Dia juga menambahkan bahwa dia mengirimkan harapan untuk pemulihan cepat Perdana Menteri Naftali Bennett, yang dites positif COVID minggu ini.

Sebuah pernyataan dari kantor Erdogan mengkonfirmasi seruan itu dan kecaman atas serangan "keji" itu, tetapi juga menekankan masalah lain.

Pernyataan dibuka dengan menyerukan kemajuan lebih lanjut di bidang energi antara kedua negara.

Artikel Terkait