Intisari-Online.com – Mahidevran merupakan permaisuri utama, dia adalah ibu dari putra tertua Suleiman yang Agung yang masih hidup.
Memiliki nama lengkap Gulbahar Mahidevran Sultan, kecantikannya luar biasa; namanya Gulbahra berarti ‘mawar musim semi’ dan Mahidevran berarti ‘yang paling indah’.
Dia merupakan permaisuri utama Suleiman sebelum munculnya Hurrem Sultan.
Seperti setiap wanita di harem, hanya ada sedikit informasi tentang kehidupan awalnya, tetapi dia berasal dari Circassia atau Montenegro.
Pada akhirnya, dia menemukan dirinya di Manisa sebagai salah satu wanita di harem Suleiman.
Mahidevran menjadi wanita favoritnya ketika dia berusia lima belas tahun, dan memiliki seorang putra, yaitu Mustafa.
Mustafa sendiri merupakan putra ketiga Suleiman, yang tanpa arti penting dalam urutan takhta.
Pada tahun 1520 setelah kematian Selim I, Suleiman pindah ke Istanbul untuk menggantikan ayahnya, istananya mengikutinya beberapa minggu kemudian.
Pada tahun 1521, Mustafa menjadi pangeran utama karena kematian saudara tirinya.
Maka, Mahidevran menjadi permaisuri utama sebagai ibu dari satu-satunya pangeran di Kekaisaran Ottoman.
Tetapi, seorang wanita lain menarik mata Suleiman, dan dia melahirkan putra pertamanya, yaitu Mehmet, pada tahun yang sama.
Jelas saja, ini membahayakan posisi Mahidevran, dan wanita itu adalah Hurrem Sultan yang terkenal.
Mahidevran Sultan memiliki anak yang lahir mati atau anak perempuan yang berumur pendek antara tahun 1521 dan 1524.
Hurrem Sultan melahirkan putra lain bernama Selimpada tahun 1524, dan persaingan antara dua wanita itu pun semakin menjadi-jadi.
Pada akhirnya mereka bertarung, dan Mahidevran mengalahkan Hurrem atau mungkin Hurrem membiarkan dirinya dikalahkan.
Apa pun masalahnya, hasilnya pahit bagi Mahidevran, Suleiman mulai mengabaikannya sebagai hukuman.
Sekitar tahun 1530, Mustafa ditunjuk untuk memerintah Manisa, sebagai bagian dari pendidikan dan tradisi lama Turki.
Menurut tradisi, maka Mahidevran harus meninggalkan Istanbul untuk menemani putranya.
Sementara Hurrem Sultan tidak pernah meninggalkan ibu kota untuk menemani putra-putranya, dan dia pun menjadi semakin berharga bagi Suleiman, lalu beberapa tahun kemudian mereka menikah.
Mahidevran memaikan peran besar selama pendidikan putranya sebagai gubernur.
Mustafa adalah seluruh kebahagiaan dalam kehidupan ibunya, dan Mahidevran adalah sosok yang sanat efektif di istana putranya, dan Mustafa menjadi sangat populer di wilayah tersebut di bawah bimbingan ibunya.
Pada tahun 1541, ketika Mehmet (putra pertama Hurrem Sultan) mencapai usia yang tepat untuk menjadi pemimpin setempat, ketegangan antara dua wanita itu meningkat lagi.
Manisa adalah provinsi yang penting,d an menurut tradisi, hanya pangeran favorit yang dapat ditunjuk untuk memimpin di tempat itu.
Pada akhirnya, Mustafa ditunjuk untuk memerintah Amasya (dekat perbatasan Persia), sementara Mehmet pindah ke Manisa.
Amasya adalah salah satu provinsi terjauh dari ibu kota.
Maka menjadi jelas bagi Mahidevran dan Mustafa, mungkin dia adalah anak tertua, tetapi dia bukan anak kesayangan.
Terlepas dari ketidaksukaan Suleiman, Mustafa menjadi favorit tentara dan gubernur, maka Suleiman mengumumkan bahwa dia mengirim Mustafa ke perbatasan Persia untuk alasan keamanan.
Bahkan, Suleiman takut dengan kekuatan putra sulungnya itu, karena dia tahu bahwa tentara, gubernur, dan rakyat sangat mencintai Mustafa.
Mustafa adalah seorang prajurit berbakat dari masa kecilnya, dia juga cerdas dan memiliki pendidikan politik yang kuat.
Mustafa juga terkenal karena kemurahan hati dan keputusannya yang adil.
Sekitar tahun 1541, duta besar Venesia menulis bahwa Mustafa mendirikan sebuah istana besar di Amasya, yang sejajar dengan ayahnya.
Mahidevran adalah penasihatnya yang paling dapat dipercaya dan juga kepala haremnya.
Tepat setelah kematian mendadak Pangeran Mehmet pada tahun 1543, perang dua wanita itu dimulai lagi.
Mahidevran dan Mustafa sekali lagi kalah, sekarang Selim (putra kedua Hurrem) menjadi gubernur Manisa.
Tetapi dengan dekrit yang sama, Mustafa ditunjuk untuk memerintah Konya (Anatolia tengah), karena Suleiman mungkin takut akan reaksi tentara.
Pada tahun 1546, satu saudara tiri lagi berada di pasar gubernur, yaitu Pangeran Beyazit.
Dia ditunjuk untuk memerintah Konya, dan bukan Mustafa, sementara Mustafa dan Mahidevran dikirim kembali ke Amasya.
Mustafa memiliki simpati yang besar terhadap saudara tirinya, terutama kepada Beyazit dan Cihangir (yang termuda).
Meski sudah diperingatkan oleh Mahidevran, namun Mustafa tetap berhubungan dekat dengan pangeran lainnya.
Pada tahun 1553, Mustafa sangat terkenal di Anatolia, dan duta besar Navagero menulis, “Tidak mungkin menggambarkan betapa dia dicintai dan diinginkan oleh semua penerus takhta.”
Suleiman justru melihatnya sebagai bahaya besar bagi pemerintahannya.
Tentu saja, Mahidevran berusaha keras untuk melindungi putra satu-satunya dari pembunuhan, tetapi dia tidak dapat mencegah kematiannya.
Mustafa merawat ayahnya selama Perang Persia, meski sudah diperingatkan ibunya.
Mustafa dituduh bekerja sama dengan Shah, dan dieksekusi di kamp pertempuran.
Mahidevran mencoba menyelamatkan cucu satu-satunya, tetapi dia gagal lagi, Pangeran Kecil Mehmet (dinamai saudara tiri Mustafa), pun dieksekusi pada usia enam tahun.
Setelah eksekusi anak dan cucunya, Mahidevran pindah ke Bursa untuk membangun kuburan yang layak untuk putranya dan tinggal di sana sampai kematiannya pada tahun 1581.
Dia sering mengalami kekurangan uang sampai kematian Suleiman; dan Sultan Selim II kemudian meningkatkan pendapatannya untuk membantunya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari