Namun Brusel telah menetapkan target menyerang impor gas Rusia sebanyak dua pertiga pada akhir tahun dan sedang menyorot embargo minyak.
"Rusia kini sedang mencari cara menekan Barat dengan menyerang sanksi, dan mengurani ketergantungannya dengan mata uang asing," ujar analis senior Swissquote Ipek Ozkardeskaya kepada AFP.
'Mengangkat lawan'
Analis Timothy Ash dari BlueBay Asset Management mengatakan, namun, bahwa "sulit melihat gerakan Putin sebagai pendorong positif Rubel."
Ash mengatakan Putin hanya mencoba memaksa negara-negara Barat bertukar dengan bank sentral Rusia, yang sudah mereka beri sanksi.
"Hal ini hanya akan mempercepat diversifikasi menjauh dari energi Rusia," tambahnya.
Menurut kelompok investasi Locko Invest, negara itu disebut "tidak ramah" oleh perusahaan Rusia untuk lebih dari 70% ekspor energi Rusia dalam hal pendapatan.
Grup juga menggarisbawahi bahayanya jika Gazprom kehabisan mata uang asing untuk membayar utang mereka di masa depan.
Namun Andrew Weiss dari Carnegie Foundation mengatakan: "Putin jelas-jelas tahu bagaimana membangun dan mengeksploitasi manfaat."
"Putin telah secara rutin menggunakan eskalasi dalam situasi-situasi ini untuk mengangkat rencana musuhnya. Tidak ada alasan untuk meragukan bahwa itu sudah berubah," ujar Weiss di Twitter.
KOMENTAR