Intisari-Online.com - Konferensi Asia Afrika mendasari pembentukan organisasi bernama Gerakan Non-Blok atau GBN.
GNB atau Non-Aligned Movement adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari 100 negara negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun.
Lahirnya GNB dilatarbelakangi oleh kekhawatiran para pemimpin negara dunia terutama dari Asia-Afrika terhadap munculnya ketegangan dunia karena adanya persaingan ideologi antara Blok Barat (Amerika) dan Blok Timur (Uni Soviet/Rusia).
Berlangsungnya persaingan ideologi antara AS dan Uni Soviet dalam memperebutkan pengaruh negara-negara lain yang terjadi pasca-Perang Dunia II itu dikenal sebagai Perang Dingin.
Maka, tujuan utama dari GNB adalah guna mengupayakan hak untuk menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota.
GNB juga menentang adanya apartheid (sistem pemisahan ras) serta tidak memihak pakta militer manapun.
Gerakan ini juga menolak segala macam bentuk imperialisme dan kolonialisme, serta mendukung pelucutan senjata, dan tidak mencampuri urusan negara lain.
GNB dideklarasikan secara resmi pada KTT I di Yugoslavia tanggal 1 - 6 September 1961, lalu seperti apa peran Konferensi Asia Afrika terhadap pembentukan organisasi ini?
Baca Juga: Apa Saja Peran Indonesia dalam Penyelenggaraan KAA? Ini Dia Peran Indonesia dalam KAA
Baca Juga: Kebanggaan Bangsa Indonesia Terhadap Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika Adalah Dicetuskannya Hal Ini
Munculnya gagasan untuk membentuk Gerakan Non-Blok tentu tak terjadi begitu saja, ini melalui sejumlah pertemuan.
Jika KTT I di Yugoslavia menjadi tempat diresmikannya GNB, maka Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung Indonesia melahirkan prinsip yang mendasari berdirinya organisasi ini.
Ada beberapa pertemuan menuju Deklarasi GNB, di antaranya:
1. Pertemuan di Kolombo pada 28 April - 2 Mei 1954
Istilah non-alignment atau tidak memihak pertama kali diperkenalkan oleh Perdana Menteri Jawaharlul Nehru dalam pertemuan ini.
Nehru memarparkan lima prinsip yang kemudian dijadikan dasar GNB, yaitu:
Pertemuan ini membahas rencana mengundang negara-negara yang akan hadir dalam Konferensi Asia Afrika atau KAA di Bandung.
3. Pertemuan KAA di Bandung
KAA berlangsung pada 18 - 24 April 1955 di Bandung.
KAA inilah yang menjadi tonggak sejarah lahirnya Gerakan Non-Blok.
KAA dihadiri 29 negara yang berhasil menyepakati prinsip berdirinya GNB. Terdiri dari 10 prinsip yang kemudian disebut Dasasila Bandung.
4. Pertemuan di Kairo pada 5 - 12 Juni 1961
Pertemuan di Kairo menghasilkan lima kriteria keanggotaan GNB.
Kemudian, Dasasila Bandung dan lima kriteria keanggotaan dijadikan dasar setiap pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Non-Blok yang dihadiri para kepala negara anggota.
Setelah melalui sejumlah pertemuan tersebut, barulah diselenggarakan KTT I di Yugoslavia tanggal 1 - 6 September 1961, yang menjadi pertemuan di mana GNB dideklarasikan secara resmi. Deklarasi tersebut ditandatangani 25 kepala negara yang hadir.
Itulah organisasi yang pendiriannya didasari Konferensi Asia Afrika di Bandung.
(*)