Advertorial
Intisari-Online.com - Inilah latar belakang dan tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949.
Hari ini 73 tahun yang lalu, terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949.
Tentara Indonesia di Yogyakarta melancarkan serangan besar-besaran secara serentak terhadap Belanda.
Serangan Umum 1 Maret 1949 memiliki arti penting bagi Bangsa Indonesia dan kini diperingati setiap tahunnya.
Latar Belakang Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949 terjadi di awal kemerdekaan Indonesia, yaitu hanya sekitar 4 tahun setelah proklamasi kemerdekaan.
Ketika itu, Indonesia berjuang untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dari negara lain.
Sementara Belanda tak mau mengakui kemerdekaan Indonesia, bahkan melancarkan serangan terhadap Indonesia.
Baca Juga: Peristiwa Penting Bagi Sejarah Bangsa Indonesia, Apa Peran Pelajar dan Mahasiswa dalam Aksi Tritura?
Pada 19 Desember 1948, terjadi serangan yang kemudian dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.
Belanda berhasil menaklukkan Yogyakarta, yang saat itu merupakan ibu kota negara Indonesia.
Selain itu, Belanda juga menangkap pemimpin-pemimpin pemerintahan Republik Indonesia.
Belanda juga membuat propaganda, mengatakan bahwa tentara dan negara Indonesia sudah musnah pascaperistiwa Agresi Militer Belanda II.
Untuk merespon tindakan sewenang-wenang pemerintah Belanda di Yogyakarta itulah para panglima dan petinggi Indonesia merancang Serangan Umum 1 Maret 1949.
Beberapa panglima besar seperti Soedirman, Bambang, dan Hutagulung membuat jaringan dan pasukan di wilayah divisi 2 dan 3. Pada saat itu, Yogyakarta berada pada wilayah divisi 3.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyarankan penyerangan dan mengirim surat izin kepada Jendral Soedirman. Setelah disetujui, Sri Sultan Hamengkubuwono IX kemudian bertemu dengan Letkol Soeharto untuk membicarakan penyerangan ini.
Ketika segala perencanaan dirasa matang, pada pagi hari, 1 Maret 1949, serangan secara besar-besaran dilakukan.
Sekitar pukul 06.00 WIB, sirine berbunyi dari segala penjuru kota, menandakan serangan mulai dilancarkan.
Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, Letkol Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Wehrkreise langsung memimpin pasukan dari sektor barat sampai ke batas Malioboro.
Sektor timur dipimpin Ventje Sumual, sektor selatan dipimpim Mayor Sardjono, sektor utara dipimpin oleh Mayor Kusno, sedangkan sektor kota ditunjuk Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki sebagai pimpinan.
Hasil serangan ini, TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam.
Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949
Tujuan serangan ini adalah untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI dan negara Indonesia masih utuh dan kuat.
Tujuan tersebut berhasil dicapai oleh tentara Indonesia.
Setelah TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta, beritanya pun sampai ke mata internasional, terutama Washington D.C, Amerika Serikat.
Baca Juga: Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya, Bisa Diketahui dari Peninggalan Sejarah Kerajaan Berikut Ini
Di sana, saat itu PBB sedang bersidang dan diikuti oleh perwakilan Indonesia yang memperjuangkan kedaulatan negara pasca Proklamasi Kemerdekaan.
Dengan kemenangan Serangan Umum 1 Maret 1945, Indonesia memiliki posisi yang kuat dalam perundingan dengan Dewan Keamanan PBB.
Indonesia berhasil menunjukkan bahwa TNI dan NKRI tidak hilang ataupun mati seperti yang selalu dipropagandakan oleh pihak Belanda.
Itulah latar belakang dan tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949 yang ketika itu berhasil dicapai Indonesia.
(*)