Intisari-Online.com – Bekas gereja Haga Sophia telah banyak diberitakan di media bahwa bangunan tersebut diubah menjadi masjid untuk kedua kalinya.
Namun, yang tidak diketahui banyak orang adalah bahwa tepat di sebelah bangunan terkenal itu terdapat cerita tersembunyi yang unik.
Di sebuah ruang pemakaman, 19 pangeran Ottoman dimakamkan di samping satu dengan yang lain.
Mereka itu semuanya dibunuh pada malam yang sama, oleh satu-satunya saudara mereka yang masih hidup.
Pembantaian kerajaan berdarah 19 pangeran Ottoman itu terjadi pada tanggal 28 Januari 1595 dalam apa yang dikenal sebagai hari paling gelap dan paling berdarah dalam sejarah Istana Topkapi pada abad ke-15 dan ke-16.
Sampai tahun 1595, Murad III memerintah Kekaisaran Ottoman, dan Kekaisaran Ottoman memiliki ekspansi terbesar di Timur Tengah di bawah pemerintahannya.
Kemudian Mehmed III menjadi Sultan pada 15 Januari 1595, menggantikan ayahnya, Murad III.
Beberapa malam setelah dia naik takhta, dia membunuh sembilan belas saudara laki-lakinya, belum pernah ada begitu banyak bangsawan yang dieksekusi dalam satu malam, melansir royalcentral.
Pembunuhan saudara kandugn ini tidak hanya tradisional, tetapi, sampai sektiar tahun 1603, diabadikan dalam undang-undang, melansir Sky History.
Setelah seorang sultan disandang oleh Pedang Osman (upacara penobatan yang melibatkan pedang negara), saudara-saudaranya (terkadang keponakan dan paman, dan juga kerabat perempuan), semuanya akan dieksekusi atas nama stabilitas kekaisaran.
Sultan Mehmed III menggunakan pelayan bisu tuli untuk menjalankan misi tersebut, sehingga mereka tidak bisa bersaksi.
Pembunuhan dilakukan dengan tali busur sehingga darah bangsawan tidak akan mengalir.
Jenis suksesi persaudaraan ini cukup umum terjadi di Kekaisaran Ottoman.
Namun, eksekusi ini membuat takut penduduk, karena belum pernah terjadi sebelumnya atau sejak begitu banyak bangsawan Ottoman terbunuh pada malam yang sama, oleh anggota keluarga mereka.
Meskipun demikian pembunuhan saudara bukanlah praktik hukum di dasar Kekaisaran Ottoman.
Metode pembunuhan saudara ini dilegalkan oleh Mehmed II setelah perang saudara yang panjang melawan saudara-saudaranya, Suleiman, Isa, dan Musa.
Perang saudara berlangsung delapan tahun dan ini melemahkan kekaisaran.
Menjadi suatu kehormatan untuk dicekik dengan tali busur daripada dipenggal dan kehilangan kepala, yah menjadi sedikit penghiburan bagi para pangeran muda itu.
Sembilan belas pangeran dimakamkan bersebelahan di dekat Haga Sophia, dan ruang pemakaman mereka itu masih bisa dikunjungi.
Sementara itu, Mehmed III adalah penguasa kejam yang juga senang melihat payudara wanita dibakar dengan besi panas.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari