Advertorial
Intisari - Online.com -Peran Indonesia dalam KAA (Konferensi Asia Afrika) merupakan salah satu bentuk penerapan politik luar neger Indonesia yang bebas aktif.
Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu sarana bagi Indonesia untuk mewujudkan perdamaian dunia.
Empat peran Indonesia dalam KAA yakni sebagai berikut:
1. Salah satu pemrakarsa diselenggarakannya KAA
Indonesia menjadi salah satu negara yang mepelopori terselenggaranya KAA bersama panca negara.
Indonesia ikut serta dalam dua konferensi yang mendahului penyelenggaraan KAA, yakni sebagai berikut:
Konferensi Colombo
Konferensi Colombo juga dikenal dengan sebutan Konferensi Panca Negara I.
Baca Juga: Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika, Salah Satunya Jadi Pemrakarsa Pertemuan Penting Ini
Konferensi tersebut diselenggarakan di Colombo, Sri Lanka.
Konferensi ini dihadiri oleh lima negara (panca negara) dan diadakan tanggal 28 April hingga 2 Mei 1954.
Konferensi yang diadakan di Colomb ini dianggap sebagai cikal bakal diadakannya KAA.
Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan dari kelima negara yakni:
Kepala pemerintahan Indonesia saat itu dipegang oleh Perdana Menteri.
Pada Konferensi Colombo, para Kepala Pemerintahan yang hadir mendiskusikan tentang kondisi Kawasan Indochina atau Asia Afrika saat itu dan kerja sama yang akan dijalin. Kesepakatan yang diperoleh adalah:
Baca Juga: Inilah Tujuan KAA di Bandung dan Dampaknya Bagi Dunia, Beginilah Penjelasan Lengkapnya
Baca Juga: Menggalang Dana, Perjuangan Bung Karno untuk Kemerdekaan Palestina Tak Pernah Redup
Kawasan Indochina dan Asia Afrika harus mendapatkan kemerdekaan
Konferensi Bogor atau Konferensi Panca Negara III
Konferensi Bogor dilaksanakan di Bogor, Indonesia, pada 28 – 31 Desember 1954. Konferensi ini dihadiri oleh lima negara atau Panca Negara dari negara yang sama di Konferensi Colombo.
Konferensi Bogor bertujuan untuk mematangkan rencana diadakannya KAA di Indonesia.
Hasil dari konferensi ini adalah:
KAA akan diadakan di Bandung, Indonesia, dengan 5 negara yang hadir pada Konferensi Colombo dan Bogor menjadi negara sponsor atau pengundang.
KAA akan mengundang sekitar 25 negara dari Kawasan Asia Afrika.
2. Tuan Rumah Konferensi Asia Afrika
Peran Indonesia dalam KAA lainnya adalah dengan menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika.
KAA pertama dilaksanakan di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia pada tanggal 18 hingga 24 April 1955.
KAA yang dilaksanakan di Bandung menghasilkan Dasasila Bandung.
Dasasila Bandung merupakan sepuluh poin deklarasi mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerja sama dunia.
Konferensi Asia Afrika 2005
Sebagai upaya memperingati 50 tahun semenjak pertemuan bersejarah KAA tahun 1955, para Kepala Negara di negara-negara Asia & Afrika diundang untuk mengikuti sebuah pertemuan baru di Indonesia.
Pertemuan tersebut diselenggarakan pada tanggal 19 hingga 23 April 2015 di Jakarta dan 24 April di Bandung. Sebagian dari pertemuan dilaksanakan di Gedung Merdeka, yakni sama dengan lokasi pertemuan lama pada 50 tahun lalu.
Baca Juga: Kim Jong Un Datang ke Bandung, Ridwan Kamil Bangga dan Waswas
Baca Juga: Disepakati 29 Pemimpin Dunia, Inilah Isi Dasasila Bandung Hasil Konferensi Asia-Afrika Tahun 1955
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat itu, Kofii Anan, juga hadir dalam pertemuan ini.
3. Panitia Konferensi Asia Afrika
Indonesia menjadi penyelenggara KAA pertama di Indonesia sekaligus panitia penyelenggara KAA.
Tokoh-tokoh Indonesia yang menjadi paniti Konferensi Asia Afrika adalah:
Indonesia memiliki Museum Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia.
Pendirian museum ini terilhami dari kehendak untuk mengabadikan Konferensi Asia Afrika.
Gagasan pendirian Museum Konferensi Asia Afrika dilontarkan dalam forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980).
Konferensi tersebut dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan saat itu, Prof. Dr. Haryati Soebadio, sebagai perwakilan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Gagasan ini mendapat sambutan baik, termasuk dari Presiden RI saat itu, Soeharto.
Perealisasian gagasan ini dilaksanakan oleh Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika (Joop Ave ), Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran.
Sementara itu, perencanaan dan pelaksanaan teknis gagasan tersebut dilaksanakan oleh PT. Decenta, Bandung.
Museum Konferensi Asia Afrika akhirnya diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
Itulah 4 peran Indonesia dalam KAA (Konferensi Asia Afrika).