Find Us On Social Media :

Mengenang Konferensi Orang-orang ‘Berwarna’ Pertama dalam Sejarah Manusia di Museum Konferensi Asia Afrika

By Ade Sulaeman, Selasa, 18 April 2017 | 11:30 WIB

Museum Asia Afrika

Intisari-Online.com – "This is the first intercontinental conference of coloured people in the history of mankind!"

Itulah cuplikan pidato Presiden Sukarno pada Konferensi Asia-Afrika.

(Baca juga: Aplikasi Anti-hoax Buatan Bandung Wakili Indonesia di ASEAN, Sungguh Membanggakan!)

Konferensi yang kadang disebut sebagai Konferensi Bandung karena mengambil tempat di Bandung ini merupakan sebuah konferensi tingkat tinggi (KTT) antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan.

KTT ini diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India, dan Pakistan dengan koordinasi dari Menteri Luar Negeri Indonesia Roeslan Abdulgani.

(Baca juga: Banjir Boleh Menerjang Bandung, tapi Tidak dengan Tekad Bulat Hendar Rudiansyah untuk Menikah)

Pertemuan ini berlangsung antara 18-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerja sama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika.

Selain itu, konferensi ini juga ingin menjalin kerja sama melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

Konferensi dihadiri oleh 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia. Dari konferensi ini lahirlah sepuluh poin hasil pertemuan yang kemudian tertuang dalam Dasasila Bandung.

Isinya tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia". Di salah satu dinding museum KAA terpampang Dasasila Bandung ini dalam bahasa masing-masing peserta.

(Baca juga: Angklung, Angkot Premium dari Bandung yang Dilengkapi TV, Wi-Fi, AC dan Pengangkut Sepeda)

Konferensi ini akhirnya menghasilkan Gerakan Non-Blok pada 1961.