Apa yang Menyebabkan Kerajaan Sriwijaya Mengalami Kemunduran? Simak Jawabannya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Apa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?
(Ilustrasi) Apa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?

Intisari-Online.com- Tahukah Andaapa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?

Sebelum mengetahui apa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, Anda harus tahu bahwa Sriwijayaadalah kerajaan besar yang pernah berdiri di Palembang, Sumatera Selatan.

MelansirKompas.com, sebagai salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, wilayah kekuasaan Sriwijaya membentang dari Sumatera, Kepulauan Riau, Bangka, Singapura, Semenanjung Malaka , Thailand, Kamboja, Vietnam Selatan, Kalimantan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Setelah beberapa abad berkuasa, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11.

Lantas,apa yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemundurandan akhirnya runtuh pada abad ke-12?

1. Serangan Colamandala

Salah satu penyebab runtuhnya Sriwijaya adalah serangan dari Dinasti Chola dari India Selatan, yang saat itu dipimpin oleh Rajendra Chola I.

Penyebab serangan ini adalah pajak tinggi yang dikenakan oleh Kerajaan Sriwijaya pada kapal-kapal pedagang di Selat Malaka.

Baca Juga:Tenggelam di Sungai yang Sama, Kisah Ratu Thailand Ini Lebih Tragis dari Tangmo Nida, Para Pelayan hanya Melihatnya Mati Tenggelam Tanpa Menolongnya karena Hukum Kolot Kerajaan

Baca Juga:Mengenal Kaisar Roma Caligula yang Culas dan Sewenang-wenang, Kegilaannya Termasuk Jadikan Istana Kerajaan Sebagai Rumah Bordil Sampai Adik Perempuannya Diperistri dan Dijadikan Budak Seks

Hal itu membuat kapal yang berasal dari Colamandala merasa dirugikan.

Karena itu, Dinasti Chola kemudian menyerbu Kerajaan Sriwijaya sebanyak dua kali, yaitu pada 1017 dan 1025.

Akibat dari serbuan besar yang dilakukan Dinasti Cola, Sriwijaya mengalami kemunduran yang besar.

Bahkan beberapa daerah kekuasaannya berhasil ditaklukkan dan diambil alih.

2. Wilayah bawahan yang melepaskan diri

Serangan dari Dinasti Chola ternyata memberi pengaruh buruk terhadap kondisi internal Kerajaan Sriwijaya.

Serangan Kerajaan Chola mampu membuat lemahnya kekuatan politik dalam istana Kerajaan Sriwijaya.

Alhasil, banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang kemudian memanfaatkan momentum itu untuk melepaskan diri.

Baca Juga:Tewas Mengenaskan Dieksekusi dengan Tembakan, Begini Kehidupan Janda Permairusi Cixi, Ratu Paling Kuat di Kerajaan China Dirumorkan Pernah Selingkuh Dengan Pria Inggris Ini

Baca Juga:Beginilah Kehidupan di Dalam ‘Harem’ Kerajaan Mesir Kuno, Tempat Tinggal Ibu Suri, Ratu, dan Anak-anak, yang Bersaing dengan para Istri Sekunder Firaun

Dampaknya, Sriwijaya semakin mengalami kemunduran ekonomi dan perdagangan karena bandar-bandar pentingnya juga melepaskan diri.

3. Masuknya Islam

Setelah Islam mulai masuk ke wilayah daerah kekuasaan Sriwijaya, secara perlahan pengaruh Islam mulai menguat dan mempengaruhi perdagangan kerajaan.

Salah satu daerah yang terpengaruh kuat oleh Islam adalah Aceh.

Hal itu membuat banyaknya kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang berdiri di Sumatera.

Contohnya adalah berdirinya Kerajaan Samudera Pasai di Pesisir Timur Aceh pada abad ke-13.

Karena sebab-sebab tersebut, Kerajaan Sriwijaya runtuh pada masa pemerintahan Raja Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa.

Baca Juga:Kisah ‘Mas Karebet’ Alias Jaka Tingkir Jadikan Segerombolan Buaya yang Dikalahkannya Sebagai Pengawal Menuju ke Demak, Lalu Dirikan dan Bawa Kerajaan Pajang Hingga Puncak Kejayaannya

Baca Juga:Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Demak oleh Raden Patah dengan Bantuan Wali Sanga

(*)

Artikel Terkait