Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika, Salah Satunya Jadi Pemrakarsa Pertemuan Penting Ini

Khaerunisa

Editor

Apa peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika?
Apa peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika?

Intisari-Online.com - Ada beberapa peran Indonesia dalam konferensi Asia Afrika.

Sejak awal hingga berakhirnya Konferensi Asia Afrika yang pertama yaitu pada tahun 1955, Indonesia memiliki peran penting.

Pertama, Indonesia merupakan pemrakarsa pertemuan penting negara-negara di Asia-Afrika ini.

Presiden Indonesia saat itu, Presiden Soekarno, mengundang para pemimpin negara-negara yang baru merdeka di Asia dan Afrika ke Bandung.

Pertemuan tersebut dilatarbelakangi oleh kekhawatiran negara-negara Asia-Afrika, terutama yang baru merdeka, atas ketegangan yang terjadi antara kubu AS dan Uni Soviet setelah Perang Dunia II berakhir.

Saat itu, berlangsung persaingan ideologi antara AS dan Uni Soviet dalam memperebutkan pengaruh negara-negara lain atau yang dikenal sebagai Perang Dingin.

Selain itu, kekhawatiran juga berasal dari pengembangan senjata nuklir, penjajahan di Asia dan Afrika, hingga PBB yang bekerja lambat dalam menyelesaikan berbagai persoalan dunia.

Indonesia pun menjadi tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika tahun 1955 tersebut.

Baca Juga: Bagaimana Latar Belakang Bandung Lautan Api yang Sebenarnya?

Baca Juga: Arti Penting Serangan Umum 1 Maret 1949, Berpengaruh pada Perjuangan Bangsa Indonesia Ini

Menjadi pemrakarsa dan tuan rumah Konferensi Asia Afrika, Indonesia kemudian membentuk panitia untuk menggelar acara besar ini.

Beberapa tokoh Indonesia bertugas sebagai panitia Konferensi Asia Afrika pertama, di antaranya sebagai berikut:

  • Sanusi Harjadinata, Gubernur Jabar, sebagai Ketua Panitia Penyelenggara KAA.
  • Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo, sebagai Ketua Konferensi dan Ketua Komite Politik.
  • Ruslan Abdul Gani, Sekjen Kemenlu Negara Indonesia, sebagai Sekjen KAA.
  • Muhammad Yamin, Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia sebagao Ketua Komite Kebudayaan.
  • Ir. Rooseno, Menteri Ekonomi Indonesia, sebagai Ketua Komite Ekonomi.
  • Presiden Ir. Soekarno sebagai Pemberi Sambutan Pembukaan KAA.
Itulah peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika selanjutnya, yaitu sebagai panitia pertemuan ini.

Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 dihadiri 29 pemimpin dari Asia Afrika. Saat itu, belum pernah para pemimpin dari begitu banyak negara non-Barat berkumpul bersama untuk membuat tujuan bersama.

Pada 18 April 1955, KAA berlangsung di Gedung Merdeka Bandung mulai jam 09.00 WIB dengan pidato pembukaan oleh Presiden Soekarno.

Sidang-sidang selanjutnya dipimpin oleh Ketua Konferensi PM RI Ali Sastroamidjojo.

Dari tanggal 18 April hingga 24 April 1955, delegasi dari dua puluh sembilan negara di Asia dan Afrika yang berkumpul di Bandung membahas tantangan umum yang dihadapi negara mereka dalam menjelajahi dunia pascakolonial.

Baca Juga: Tanggal Jawa Tahunan 2022, Mulai Januari Hingga Desember, Lengkap dengan Weton Pasaran dan Wuku Serta Bulan Baik untuk Hajatan Pernikahan

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2022 Jawa Tengah, Lengkap Jadwal Berbuka Puasa dan Shalat 5 Waktu

KAA menghasilkan Dasasila Bandung, yang juga memuat prinsip-prinsip Piagam PBB dan Lima Prinsip Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India.

Selain menghasilkan Dasasila, KAA Bandung inilah yang kelak menginspirasi dibentuknya Gerakan Non Blok.

Peran Indonesia dalam konferensi Asia Afrika juga masih ditunjukkan usai pertemuan ini selesai.

Untuk menandai pertemuan bersejarah tersebut, Indonesia mendirikan Museum Asia Afrika di Bandung pada tahun 1980.

Gagasan pendirian Museum Konferensi Asia-Afrika di Gedung Merdeka dipimpin Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja yang disampaikan dalam pertemuan Komite untuk Peringatan HUT ke-25 Konferensi Asia-Afrika (1980).

Ide tersebut kemudian didukung penuh oleh Presiden Soeharto.

Museum Asia-Afrika terletak di Jalan Asia-Afrika di Bandung, tepat di seberang Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger tempat di mana para delegasi Konferensi Asia-Afrika menginap.

Itulah peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika.

Baca Juga: Bak Disambar Petir Bertubi-tubi, Usai Sanksinya 'Dilepeh' oleh Putin, Kini AS Kudu Pasrah Dollar Diganti Mata Uang Lain untuk Transaksi Minyak, Hegemoninya Makin Pudar

Baca Juga: Bikin Dunia Ketar-Ketir, Karena Rusia Kongkalikong Militer dengan China Untuk Gempur Ukraina, Terkuak Begini Penjelasan Negeri Panda Setelah Dituduh Beri Bantuan Militer ke Rusia

(*)

Artikel Terkait