Intisari-online.com - Salah satu konflik terpanas dunia hingga saat ini adalah perang Rusia dengan Ukraina yang terjadi beberapa waktu lalu.
Insiden ini turut disoroti oleh negara di seluruh dunia, ada beberapa yang mendukung Rusia, ada juga yang mengutuknya.
Sementara itu, di tengah situasi dunia yang sedang memanas ini, negara sekutu Rusia mendadak juga melakukan serangan militer di kantor konsulat Amerika Serikat.
Menukil 24h.com.vn, negara tersebut adalah Iran.
Iran dan Rusia dikenal sebagai sekutu militer pada konflik di Suriah dan Irak, Afghanistan, dan negara-negara Asia Tengah pasca Uni Soviet bubar.
Rudal balistik dilaporkan jatuh di dekat konsulat AS di kota Erbil, Irak utara, para pejabat AS mengatakan serangan itu diluncurkan dari Iran.
Serangan rudal balistik itu terjadi dalam konteks upaya AS untuk menemukan suara yang sama dengan Iran dalam masalah nuklir.
Konsulat itu tidak terkena rudal langsung dan tidak ada personel AS yang terluka dalam insiden itu, kata pejabat AS itu kepada Wall Street Journal (WSJ).
Para pejabat AS mengatakan tidak jelas mengapa Iran meluncurkan serangkaian rudal balistik di kota Erbil dan sedang memverifikasi tujuan peluncuran itu.
AS memiliki konsulat di Erbil, ibu kota Kurdi di Irak. Rudal jatuh pada jarak yang berbeda, yang paling dekat sekitar 2 km dari konsulat.
Beberapa jam kemudian, orang Kurdi Irak mengatakan 12 rudal balistik diluncurkan dari luar Irak, menargetkan daerah di sekitar konsulat AS.
Serangan roket itu menyebabkan seorang warga sipil terluka.
Ini adalah serangan rudal langka yang diluncurkan dari Iran.
Terakhir kali ada rudal balistik yang diluncurkan dari Iran, menargetkan target AS adalah pada Januari 2020.
Ketika Iran meluncurkan rudal sebagai pembalasan atas pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Tidak ada anggota layanan AS yang tewas dalam serangan tahun 2020, tetapi beberapa anggota layanan menderita cedera kepala.
Para pejabat AS mengatakan serangan rudal terbaru Iran mungkin sebagai tanggapan atas serangan udara Israel di Suriah pada 7 Maret.
Serangan itu menewaskan dua tentara Garda Revolusi Iran.
Pihak Iran telah berulang kali mendesak AS untuk menahan sekutunya. Pada Oktober 2021, Iran menggunakan lima drone untuk menyerang pangkalan al-Tanf di Suriah selatan.
Pangkalan itu adalah tempat sejumlah kecil pasukan AS ditempatkan dan digunakan untuk melatih para pejuang di Suriah.
Iran mengatakan pada saat itu bahwa serangan itu sebagai tanggapan atas pembunuhan Israel terhadap dua perwiranya di Suriah, kata para pejabat AS.
Mengomentari serangan rudal balistik, Departemen Luar Negeri AS mengatakan insiden itu sedang diselidiki oleh pemerintah Irak dan otoritas Kurdi setempat.
Amerika Serikat dan Iran semakin mendekati perjanjian nuklir baru untuk menggantikan perjanjian 2015.
Tetapi kedua belah pihak belum menemukan suara yang sama karena Rusia mengharuskan perdagangannya dengan Iran tidak boleh dilarang.