Selama lima tahun, dia mengeksekusi tanpa henti sekitar 300 orang yang dibakar di tiang panjang. Inilah yang membuatnya mendapat julukan sebagai Bloody Mary.
Dia dibenci, sementara suaminya memfitnah dan tak lagi percaya kepadanya sehingga dia sendiri yang disalahkan atas pembantaian kejam itu.
Sementara, aliansi dengan Spanyol menyeret Inggris ke dalam konflik militer dengan Perancis, yang membuatnya harus melepaskan Calais.
Mary tidak dikaruniai anak dan dilanda kesedihan. Pada 1558, Mary mengalami sejumlah kehamilan "palsu", yang kemungkinan adalah kanker rahim.
Dia meninggal di Istana St James di London pada 17 November 1558 dan dimakamkan di Westminster Abbey.
Setelah kematian Mary, saudara tirinya meneruskan takhtanya sebagai Ratu Elizabeth I pada 1559.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR