Selain Rudal Supercepat, Rusia Ternyata Punya Senjata Paling Mematikan di Bumi, Tanpa Harus Menembak Apalagi Meledak Seperti Seperti Bom Nuklir, Senjata Ini Diklaim Bisa Bikin NATO Kocar-Kacir

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Prajurit Rusia berbaris di sebelah sistem rudal balistik antarbenua Yars selama upacara pengiriman peralatan militer di dekat Moskow untuk mempersiapkan parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah.
Prajurit Rusia berbaris di sebelah sistem rudal balistik antarbenua Yars selama upacara pengiriman peralatan militer di dekat Moskow untuk mempersiapkan parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah.

Intisari-online.com - Militer Rusia telah mengembangkan berbagai persenjataan yang sangat canggih selama beberapa tahun terakhir, memberi mereka pilihan untuk melumpuhkan pasukan NATO tanpa melepaskan tembakan.

Saat ini NATO sudah mulai menanggapi invasi Rusia ke Ukraina, hal ini membuat kita teringat dengan ancaman Vladimir Putin.

Di mana ia akan memberikan konsekuensi paling serius yang belum penah ada dalam sejarah, bagi siapapun yang berani mencampuri urusan Rusia di Ukraina.

Sebagian besar komentator segera melihat kata-kata itu sebagai ancaman nuklir, tetapi Rusia memiliki berbagai sistem senjata baru yang canggih.

Salah satunya dijuluki 'superoruzhie' Putin atau senjata super, yang dapat memiliki dampak yang menghancurkan di Ukraina dan lebih jauh lagi tanpa mempertaruhkan konsekuensi yang tak terhindarkan dari serangan nuklir.

Kh-47M2 Kinzhal, rudal udara-ke-darat aero-balistik hipersonik sangat cepat, terbang dengan kecepatan 10 Mach, atau sekitar 7.600 mph dan sangat gesit, melakukan manuver cepat yang akan membantunya menghindari pertahanan rudal NATO saat ini.

Laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa beberapa pencegat MiG-31 yang dipersenjatai dengan rudal Kinzhal dikirim dari Pangkalan Udara Soltsy, ke Pangkalan Udara Angkatan Laut Chernyakhovsk, antara Belarus dan Polandia, pada awal Februari 2022.

Kinzhal adalah rudal yang hampir tak terbendung yang dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir atau ledakan tinggi, serta melakukan kerusakan signifikan hanya dengan menyerang targetnya dengan kecepatan tinggi.

Baca Juga: Perang Rusia Ukraina Belum Kelar, Dua Negara di Asia Pemilik Nuklir Ini Malah Sedang Memanas Bahkan Diprediksi Akan Berperang, Sudah Mulai Tembak-tembakan

Baca Juga: 'Saya Bersedia' Ucap Wanita dari Pasangan Tentara yang Merayakan 20 Tahun Pernikahan dengan Romantis di Zona Perang Rusia-Ukraina

Tetapi Vladimir Putin punya senjata super lainnya tidak perlu menyerang targetnya sama sekali untuk melumpuhkan musuh sepenuhnya.

Rudal radio-listrik Alabuga meniru Electromagnetic Pulse (EMP) yang dihasilkan oleh bom nuklir.

Hal ini diyakini mampu menggoreng sirkuit elektronik apa pun dalam radius tiga mil.

Lalu, menghancurkan peralatan yang dikendalikan komputer dan mengurangi rudal musuh, peralatan radar, dan bahkan tank bisa menjadi puing-puing yang tidak berguna.

Versi ransel yang lebih kecil yang dijuluki "Ranets" dapat dibawa ke medan perang dan bahkan dikerahkan di belakang garis musuh untuk melumpuhkan sistem komando dan kontrol.

Listva adalah senjata Rusia lainnya yang menggunakan radiasi elektromagnetik untuk mendukung pasukan darat yang maju.

Kendaraan pembersihan ranjau yang dioperasikan dari jarak jauh menggunakan gelombang radio Ultra High Frequency untuk menetralisir ranjau dan bahan peledak lainnya dari jarak hingga 100 yard.

Berbicara di Akademi Ilmu Militer Rusia pada tahun 2019, kepala Staf Umum, Valery Gerasimov, sesumbar bahwa Rusia sedang mengembangkan senjata baru yang canggih.

Baca Juga: Dianggap Pahlawan Tapi Dieksekusi Sebagai Pengkhianat, Inilah Sosok Dennis Kireev, Diplomat Ukraina yang Diberi Misi Khusus oleh Ukraina Namun Malah Lakukan Hal Ini

Baca Juga: Tak Terima Negaranya Terkena Banyak SanksiSejak Invasi Rusia ke Ukraina,20 Negara Ini Masuk 'Daftar Hitam' Vladimir Putin, Adakah Indonesia?

Senjata yang akan memungkinkan pasukan Rusia untuk merebut dan mempertahankan inisiatif dalam setiap konfrontasi di masa depan.

Gerasimov menambahkan bahwa untuk menjawab ancaman, kita perlu menciptakan ancaman.

"Dengan bertindak cepat," katanya,

"kita harus mendahului musuh kita dengan tindakan pencegahan, mengidentifikasi kerentanannya secara tepat waktu, dan menciptakan ancaman bahwa kerusakan yang tidak dapat diterima akan ditimbulkan," tambahnya.

Artikel Terkait