Intisari-Online.com - Dalam perang Rusia-Ukraina, tentara Rusia menghadapi tantangan logistik.
Masalah bahan bakar dan logistik telah mempermalukan Rusia.
Permasalahan itu telah membuat kendaraan militer dan personelnya menjadi mangsa empuk bagi militer Ukraina, yang telah membakar puluhan kendaraan Rusia.
Melansir The EurAsian Times, Selasa (8/3/2022), baru-baru ini, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, militer besar Rusia yang menuju Kyiv dengan tank dan persenjataan berat telah terhenti di luar ibukota Ukraina dan telah membuat “tidak ada kemajuan yang terlihat dalam lebih dari tiga hari.”
Berbagai kesalahan operasional pada Rusia pada hari-hari awal konflik telah secara teratur disorot oleh pejabat dan analis AS.
Gambar dan video kendaraan militer Rusia yang seolah-olah ditinggalkan telah beredar di internet.
Gambar yang diposting oleh OSINT Defender, sebuah monitor intelijen open-source, menunjukkan peralatan tentara Rusia yang rusak.
Pada 1 Maret, personel Rusia dilaporkan telah mengosongkan pos terdepan di Wilayah Sumy dan melarikan diri ke hutan pada malam hari, meninggalkan kendaraan militer terbengkalai, menurut OSINT Defender.
Ukrainian Citizens are reporting that Russian Forces at a Depot in the Sumy Region abandoned the Outpost and fled into the woods during the night leaving behind, BMPs, BTR-80s, MT-LBs and Infantry Transport Vehicles there is no indication as to why they fled. pic.twitter.com/negbbmbQef
— OSINTdefender (@sentdefender) February 28, 2022
Pengamat militer dibingungkan oleh beberapa kasus peralatan militer terbengkalai yang dibiarkan dalam keadaan semi-fungsional.
Ini juga termasuk sistem senjata canggih yang lebih baru yang ditempatkan pada sasis beroda, seperti sistem pertahanan udara jarak pendek (SHORAD) self-propelled Pantsir-S1.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR