Makanan dan minuman yang disentuh Midas berubah menjadi emas, yang membuat Midas akhirnya bisa mati karena kelaparan.
Menahan lapar dan lelah, Midas berbaring untuk tidur, tetapi dia tidak menemukan kenyamanan karena bantal lembu dan seprai pun berubah menjadi emas keras dan tidak berperasaan.
Raja Midas segera kembali ke Dionysos dan meminta keterampilan barunya diubah.
Dewa memberi tahu Midas bahwa dia hanya bisa kehilangan kemampuan yang mengganggu itu jika dia mencuci di sumber mata air sungai Pactolus di Lydia, namun tidak begitu muda ditemukan.
Setelah melalui perjalanan sulit, raja akhirnya menemukannya dan dengan rasa syukur melompat ke dalamnya, dan ‘sentuhan midas’ pun berakhir, dia dapat makan dan minum lagi.
Raja Midas sepertinya menjadi raja yang kurang beruntung karena dia mengalami banyak masalah dalam pertemuan lain dengan dewa Yunani, kali ini Apollo, melansir worldhistory.
Midas berhasil menyinggung Apollo ketika dia diminta untuk menilai siapa musisi yang lebih baik, dewa Pan atau Apollo sendiri (dalam mitos versi lain, lawan Apollo adalah Marsyas).
Pan dikreditkan dengan menemukan syrinx atau panpipe yang terbuat dari alang-alang dan terkenal karena kemampuannya memainkan nada di atasnya, tetapi Apollo dianggap sebagai ahli kecapi.
Selain itu, Apollo adalah dewa musik secara umum, dia adalah pemimpin Muses, dan dia adalah dewa yang jauh lebih penting daripada Pan.
Dengan bodohnya, Raja Midas memilih Pan sebagai pemenangnya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR