Intisari-Online.com - Korban terus berjatuhan pasca invasi Rusia ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) kemarin.
Seminggu setelahinvasi Rusia ke Ukraina, Kementerian Dalam Negeri Ukraina melaporkan 352 warga sipil Ukraina telah tewas sejauh ini.
Di antara para korban iniada 14 anak-anak.
Selanjutnya, sekitar 1.684 orang, termasuk 116 anak-anak terluka.
Namun Kementeriantidak memberikan informasi tentang korban dari Angkatan Bersenjata Ukraina.
Sementara militer Rusia untuk pertama kalinya melaporkan ada beberapa tentara tewas dan lainnya terluka di Ukraina.
Pada hari Minggu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov mengatakan, "Ada yang tewas dan terluka di antara rekan-rekan kami", tanpa memberikan angka."
Akan tetapi dia menambahkan bahwa kerugian Rusia "berkali-kali" lebih sedikit daripada kerugian pasukan Ukraina.
MeskiUkraina telah mengklaim bahwa pasukannya telah membunuh 3.500 tentara Rusia.
Sejak awal serangan, militer Rusia telah menyerang 1.067 fasilitas militer Ukraina.
Termasuk 27 pos komando dan pusat komunikasi, 38 sistem rudal pertahanan udara dan 56 stasiun radar, kata Konashenkov.
Yang terbaru, Rusiamelancarkan serangan udara di kota Kharkiv.
Sedikitnya 10 orang tewas dan 35 terluka ketika sebuah gedung opera, sebuah gedung konser dan kantor-kantor pemerintah diserang di Lapangan Kebebasan Kharkiv pada hari Selasa kemarin.
Kemudian, militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah diterjunkan ke Kharkiv dalam upaya untuk merebut kota yang terkepung.
Sebelumnya, menara TV utama di ibukota Kyiv juga dihantam serangan udara, membuat media tidak aktif dan menewaskan lima orang.
Rusia punmemperingatkan penduduk di dekat daerah militer Kyiv untuk meninggalkan rumah mereka.
Di tengah situasi panas ini, Kantor berita RT pada 28 Februari 2022 melaporkan bahwa kedua delegasi Rusia dan Ukrainatengah melakukan negosiasi.
Keduanya bersama-sama menjelaskan masalah khusus sehingga kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan setelah negosiasi yang panjang selama 5 jam di Belarus.
Dilansir dari 24h.com.vn pada Kamis (3/3/2022), pejabat Ukraina mengatakan kedua pihak akan kembali ke ibu kota untuk berkonsultasi sebelum memulai putaran pembicaraan berikutnya.
Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan tujuan utama pembicaraan itu adalah untuk membahas gencatan senjata di Ukraina.
Kedua belah pihak telah mengidentifikasi sejumlah masalah prioritas dan "memetakan solusi" untuk mengatasinya.
Vladimir Medinsky, seorang pembantu Presiden Rusia Vladimir Putin, juga menegaskan bahwa kedua delegasi telah menemukan kesamaan, yang dapat mencapai kesepakatan.
Menurut Sputnik, salah satu poin umum yang ditunjukkan Rusia dan Ukraina termasuk kesepakatan untuk melanjutkan negosiasi.
"Negosiasi lebih lanjut akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang di perbatasan antara Polandia dan Belarusia," kata Medinsky.
Selama negosiasi pertama, Presiden Ukraina Zelensky mengirim permintaan resmi ke Brussel (Belgia) agar Ukraina menjadi anggota Uni Eropa (UE).
Sementara itu, Rusia telah menempatkan kekuatan nuklirnya pada siaga tertinggi ketika NATO bergerak untuk mengirim senjata ke Kiev.